Klaster Cabai di Lotim Gunakan Teknologi Digital Farming

klaster cabai di Lotim
PILOT PROJECT: Deputi Kepala Perwakilan BI NTB Achmad Fauzi bersama Bupati Lombok Timur H M Sukiman Azmi bekerjasama dalam pilot projek digital farming dengan kelompok petani cabai.

MATARAM – Bank Indonesia (BI) Perwakilan NTB mendukung pengembangan pertanian cabai Desa Kerongkong, Kecamatan Suralaga, Kabupaten Lombok Timur dilakukan menggunakan teknologi digital farming. BI NTB menjadikan lahan seluas 1 hektar di Desa Kerongkong Kecamatan Suralaga, sebagai klaster cabai penerapan teknologi digital farming.

Pengembangan klaster tanaman cabai berbasis teknologi digital farming ini dalam rangka pengendalian inflasi. BI NTB terus berupaya melakukan berbagai langkah, salah satunya adalah pengembangan beberapa klaster komoditas utama sumber inflasi. Diantaranya, komoditas padi, cabai merah, bawang merah, bawang putih dan peternakan sapi.

Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB Achmad Fauzi mengatakan BI NTB menggandeng Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Timur untuk fokus pada tanaman cabai dalam penerapan teknologi digital farming untuk produk tanaman cabai di Desa Kerongkong, Kecamatan Suralaga.

Baca Juga :  BI NTB Kembangkan Digital Pertanian Berbasis Android di Lombok Tengah

“Ini wujud program dilakukan dalam rangka mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah melalui pengendalian inflasi yang rendah dan stabil, khususnya kelompok volatile food,” kata Achmad Fauzi, Selasa (23/11).

Dikatakan Fauzi, pengembangan teknologi digital farming untuk tanaman cabai diaplikasikan di klaster cabai Orong Balak adalah teknologi sensor tanah dan cuaca yang dikontrol melalui aplikasi Ritx Bertani. Sensor tahan dan cuaca berfungsi sebagai alat monitoring kondisi tanah dan cuaca pada area tertentu dengan menggunakan teknologi IoT (Internet of Things).

“Data yang diambil langsung dikirimkan ke server secara periodik dengan jangka waktu tertentu. Kemudian diolah dan diintegrasikan smartphone atau PCR web browser,” jelasnya.

Untuk memastikan keberhasilan program digital farming ini, kelompok tani Orong Balak akan dimonitor oleh PT MSMB selama 1 tahun. Mulai sejak 23 November sampai dengan 23 November 2022 mendatang dalam pelaksanaannya. 

Baca Juga :  BI NTB Menargetkan 300 Ribu Pengguna Baru QRIS Tahun 2022

“Selain itu program ini juga dilakukan untuk mendukung program pemerintah daerah dalam melakukan pemberdayaan UMKM,” ujarnya.

Bupati Lombok Timur H M Sukiman Azmi mengatakan, penerapan Digital Farming ini diharapkan dapat mewujudkan akselerasi kemajuan di sektor pertanian, sehingga dapat sejajar dengan pertanian daerah-daerah yang sudah maju lainnya, sekaligus membuka lapangan kerja dan lapangan berusaha baru bagi masyarakat.

“Petani Kabupaten Lombok Timur tidak boleh tertinggal di era revolusi industri 4.0 saat ini. Karena sebelum era ini kita telah membuktikan keunggulan petani dan yang paling terkenal adalah sistem,” ujarnya. (dev)

Komentar Anda