Kisah Haru Buruh Kasar Pasar Mandalika Bisa Naik Haji

Kisah Haru Buruh Kasar Pasar Mandalika Bisa Naik Haji
BERHAJI : Arbi, buruh kasar di Pasar Mandalika yang tahun ini berhaji. (Sudir/Radar Lombok)

Pada akhirnya ketekunan akan berbuah manis. Pasangan suami-istri, Arbi dan Maknah, adalah dua dari ratusan Calon Jamaah Haji (CJH) Kota Mataram pada tahun ini. Arbi adalah buruh kasar di Pasar Mandalika. Ia menabung sedikit demi sedikit dari hasil keringatnya untuk naik haji.


SUDIRMAN-MATARAM


Berhaji adalah impian semua ummat Islam. Arbi (52) dan istrinya Maknah (50), warga Lingkungan Lendang Lekong Kelurahan Turide adalah dua orang yang dipanggil Tuhan untuk berziarah ke Rumah_Nya. Arbi adalah seorang buruh kasar (kuli panggul) di Pasar  induk Mandalika sejak lama, sejak ia menikahi istrinya. Niatnya memang mulia, ia niatkan pekerjaannya untuk mendapatkan upah yang sebagiannya ditabung agar bisa menunaikan rukun Islam yang kelima. Selama 10 tahun ia menabung sedikit demi sedikit. “ Sebagai buruh saya hanya dapat Rp10 ribu sampai Rp 20 ribu kalau ngangkut barang seberat 25 hingga 50 kilogram. “Sehari saya sisihkan Rp 10 ribu untuk biaya haji,” katanya kepada Radar Lombok kemarin(26/7).

Baca Juga :  Belajar Dari Mental Baja Widianto, Mahasiswa Penjual Cilok dan Bakso Goreng

Ia menabung sejak tahun 2001 sampai tahun 2010 dan mendapat nomor kursi. Ia akan berangkat bersama sang istri di kloter pertama pada tanggal 11 Agustus mendatang. Laki-laki ini berkali-kali menyampaikan rasa syukur.

Baca Juga :  Cerita Lain Lahirnya Bayi Kembar Empat di RSUD Mataram

Awalnya dia berpikir berhaji adalah hal mustahil bagi dirinya yang hanya seorang buruh kasar. Namun dukungan keluarga membuatnya bertekat bulat menabung setiap hari.”Setiap hari harus saya sisihkan Rp 10 ribu buat tabungan haji. Sisanya buat kebutuhan keluarga,” ungkapnya.

Sementara itu sang istri, Maknah, mengaku bahagia. Ia menangis bahagia sambil mengucapkan syukur bisa berhaji.(*)

Komentar Anda