Kisah 3 Pedagang Bakulan Pasar Sayang-Sayang Naik Haji

Sisihkan Untung Rp 25 Ribu, 20 Tahun ONH

Rasa syukur tetap terpancar, saat menerima beberapa kerabat teman yang berdagangan saat  membuka  ziarah haji, Muna’ah mengakui, sebagai pejual terong tidak mendapatkan untung terlalu banyak.  ‘’Setiap hari hanya bisa mendapatkan Rp 25 ribu, kadang sepi tidak mendapatkan untung.  Tapi tetap saya niatkan untuk ibadah,” ucapnya.

Sementara itu,  Inaq Mimah, 65 tahun merupakan pedagang kangkung. Ia adalah sosok perempuan tangguh yang tidak pernah mengeluh. Ia mengaku selalu ikhlas menjalani hidup sebagai pedagang sayur. Setiap hari ia memulai aktivitas mulai pukul 03.00 Wita. Ia butuh mempersiapkan barang dagangan lalu salat subuh. Sehabis itu ia akan berangkat ke pasar.

Baca Juga :  Hasilkan Sambal, Ingin Angkat Nama Lombok

Ia akan berangkat bersama dua sahabatnya dalam kloter utuh Kota mataram pada tanggal 21 Juli mendatang. Untungnya berjualan sayur tidak banyak. Dengan modal sekitar Rp 50 ribu per hari, ia bisa dapat untung sekitar Rp 30 ribu.

Baca Juga :  Gerabah Masih Bertahan Ditengah Himpitan Modernisasi

Dari keuntungan ini, ia menyisihkan Rp 10 ribu untuk haji. Selama bertahun-tahun, ia bisa mengumpulkan belasan juta. “Setelah terkumpul anak-anak yang melunasi BPIH-nya,” ungkapnya.

Komentar Anda
1
2
3
4