MATARAM- Fraksi Gerakan Nurasi Bangsa (GNB ) DPRD Kota Mataram menyoroti kinerja dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram yang selama ini belum terlihat hasil kerja maksimalnya padahal di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata terdapay visi misi dari Kota Mataram yang Maju Religius dan Berbudaya.
Ketua Fraksi GNB H Faesal menilai, Disbubdpar sebagai Perangkar Daerah yang bertugas untuk mengangkat citra dan budaya kota Mataram, seharusnya dalam masa lima tahun jabatan dari Wali Kota Mataram pada priode pertama, seharusnya bisa menelurkan salah satu icon budaya yang menjadi ciri khas dari Kota Mataram. Budaya tersebut tentunya harus mendapatkan pengakuan secara nasional agar bisa menjadi kebanggaan kota Mataram."
Selama ini Dinas Budpar hanya membuat program ceremonial saja," tegas Faesal.
Ia menyebutkan contohnya, selama ini Dinas Budpar banyak melakukan kegiatas-kegiatan festival-festival di Kota Mataram yang tujuannya untuk mengangkat budaya dan mendatangkan wisatawan ke Kota Mataram, tetepi budaya yang ditampilkan itu belum yang yang mencirikan dari Kota Mataram. " Kita ingin tahun mana sih budaya asli Kota Mataram," tanyak Faesal.
Baik itu apakah, Tariannya. Pakaiannya dan Kesenian-kesenian serta bangunan yang ada di Kota Mataram. Dinas Budpar harus bisa menghasilkan salah satu ini untuk bisa ditunjukan, kalau inilah budaya kota Mataram.
Tidak hanya itu, Berbudaya dalam visi dan Misi Kota Mataram ini juga harus bisa dijabarkan oleh Disbudpar. Karena selama ini makna dari Berbudaya ini, disampaikan hanya secara teori, kalau teori disekolah saja diketahui oleh anak-anak. Tetapi implementasi dalam wujud nyata kehidupan masyarakat Kota Mataram ini harus bisa dijabarkan sehingga masyarakat faham dengan misi berbudaya tersebut.
Faesal melihat selama ini kerjanya dari Disbudpar ini terlalu loyo tidak ada progres pekerjaan.
Politisi Partai Nasdem yang juga anggota Pansus DPRD mengatakan, dalam draf RPJMD yang sudah dibahas dalam rapat pansus kemarin, isu setrategis yang pertama dalam RPJMD 2016-2021 tersebut yakni tentang kebudayaan, maka untuk lima tahun kedepanna, ia menekankan agar Dinas Budpar bisa kerja secara maksimal dan menunjukan kinerja serta bisa melakukan banyak terobosan dalam peningkatan kinerja dari Budpar.
Terutama bisa mengangkat citra pariwisata kota Mataram, terutama untuk bebeberapa destinasi wisata di Kota Mataram yang selama ini tidak diurus oleh Dinas Pariwisata Kota Mataram.
" Harus bisa menghasilkan sebuah icon budaya kota Mataram." tegasnya.
Ketua Pansus RPJMD TGH Mujiburrahman menilai isu budaya yang dimunculkan ini, memang sangat setrategis, karena berkaitan dengan visi-misi Kota Mataram yang Maju Religius dan Berbudaya. Ia melihat tidak berdayaan dari Disbudpar dalam melaksanakan program kerjanya karena sudah terbentuk dengan proses prizinan di Kota Mataram. Semenjak semua proses prizinan diatur secara terpadu, maka program dan kinerja dari Budpar tidak berkembang dan lebih kepada kegiatan seremonial." Dibutuhkan penguatan peran dalam diri Dinas Budpar." kata Mujib. (ami)