
PRAYA–Dua pilar Timnas Indonesia, Kevin Diks dan Emil Audero, terpantau tiba di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (BIZAM), Praya, Lombok Tengah, pada Kamis, 12 Juni 2025. Kehadiran mereka hanya berselang dua hari setelah Tim Garuda melakoni pertandingan ketiga putaran kualifikasi melawan Jepang di Osaka, 10 Juni lalu.
Meskipun belum ada keterangan resmi mengenai tujuan Kevin Diks ke Lombok, informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa bek kelahiran Belanda tersebut memiliki bisnis bersama sang istri di kawasan wisata Mandalika. Sementara itu, bagi Emil Audero, Lombok bukanlah destinasi asing—melainkan tanah leluhur tempat keluarganya berasal.
“Selalu menyenangkan berada di sini. Bandara ini bagus, sebagian berada di dalam ruangan, dan saya selalu senang kembali ke sini,” ujar Kevin Diks saat diwawancarai sesaat setelah mendarat di akun @aoltsi.lop.
Kevin Diks diketahui memiliki sebuah restoran bernama The Well yang terletak di Kuta Mandalika, Lombok Tengah. Tempat tersebut dikelola oleh sang istri, Demi van Drogen, dan dikenal sebagai restoran ramah keluarga yang menyediakan makanan sehat, termasuk menu vegan dan bebas gluten. Restoran itu juga dilengkapi area bermain anak dan coworking space, menjadi magnet bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Diks bahkan sempat menyatakan memiliki rencana membangun hotel di kawasan tersebut sebagai investasi jangka panjang selepas karier sepak bolanya.
Sementara itu, Emil Audero menyampaikan rasa bahagianya bisa kembali ke kampung halaman ayahnya di Praya, Lombok Tengah.
“Praya ini sangat indah. Saya senang bandara ini berada di Praya, karena semua keluarga saya ada di sini. Saya sering menghabiskan waktu di sini. Jadi, sangat menyenangkan bisa berada di sini. Terima kasih banyak,” ucap Emil dengan senyum hangat.
Emil, penjaga gawang utama Timnas Indonesia, lahir di Mataram dan menghabiskan masa awal hidupnya di Praya. Ayahnya, Edi Mulyadi, merupakan pengusaha properti yang kini menetap di kawasan Kuta Pujut, tak jauh dari Mandalika. Edi diketahui aktif mengembangkan usaha di sektor perhotelan dan pariwisata, sejalan dengan geliat ekonomi lokal pasca-berkembangnya Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika.
Kedatangan dua pemain naturalisasi ini menjadi sorotan tersendiri bagi masyarakat Lombok, terutama karena kehadiran mereka tidak sekadar untuk berlibur, melainkan juga bagian dari ikatan emosional dan kontribusi mereka terhadap tanah kelahiran keluarga.
Kehadiran Kevin dan Emil menyiratkan pesan kuat: perjuangan membela Merah Putih di lapangan hijau tidak menghalangi keduanya untuk tetap menjejak akar budaya dan membangun masa depan di tempat yang mereka anggap rumah. (RL)