Stigma seperti inilah yang coba dibuang dengan keberadaan komunitas ini. Para perempuan Indonesia, terutama Lombok yang memilik banyak spot surfing bisa melakukan aktivitas olahraga ekstrem tersebut. “Kami ingin tunjukan kalau wanita bisa surfing juga,” tegasnya.
Saat ini, anggotanya sudah berjumlah sekitar 40 orang. Mereka berasal dari berbagai wilayah, seperti Teluk Awang Lombok Tengah, Lombok Timur, dan Lombok Barat. Saat aksi di Pantai Senggigi, jumlah mereja belasan orang. Karena aktivitas itu tak hanya dilakukan di Senggigi, melainkan juga di sejumlah wilayah di NTB.
Apa makna hari Kartini Lombok Surf Girl Community? Perempuan asli Flores NTT ini mengatakan, sebegaimana perjuangan dari RA Kartini yang ingin memperjuangkan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan.
Maka, dari komunitas ini mereka ingin menunjukan kalau kaum perempuan juga bisa surfing seperti laki-laki. “Kami ingin membawa perempuan Indonesia bisa mencetak prestasi dan dikenal dunia melalui surfing,” tegasnya.