Kesiapan PDAM Ambil Alih Pelayanan Air di Gili Diragukan

PROTES: Masyarakat Gili Trawangan memprotes penyetopan aliran air oleh PT BAL pada Selasa (20/9) lalu. (IST/RADAR LOMBOK)

TANJUNG – Kesiapan PDAM Amerta Dayan Gunung bersama PT Tiara Citra Nirwana (TCN) mengambil alih pelayanan air bersih di Gili Trawangan dan Gili Meno dari PT Berkat Air Laut (BAL) dan PT Gerbang NTB Emas (GNE) mulai 15 Oktober mendatang diragukan.

Pasalnya di sisa waktu yang ada ini, kesiapan PDAM dan TCN belum maksimal. Khawatirnya, saat aliran air dimatikan oleh BAL dan GNE pada tanggal tersebut, akan terjadi gejolak lagi di Trawangan dan Meno. Seperti saat BAL dan GNE mematikan aliran air pada Selasa (20/9) lalu. “Dengan kondisi saat ini kami mempertanyakan kesiapan PDAM untuk melayani kebutuhan air bersih masyarakat Gili Trawangan dan Gili Meno,” jelas Ketua DPRD KLU Artadi, Kamis (22/9).

Sejauh ini lanjut Artadi, dirinya pesimis PDAM bisa siap untuk memenuhi kebutuhan air bersih itu. Hal ini bukan tanpa alasan. Dirinaya sudah turun mengecek kondisi di Gili pada Selasa (20/9) lalu Bersama Wakil Bupati KLU Danny Karter Febrianto dan beberapa kepala OPD.

Dari hasil pengecekan tersebut ternyata diketahui bahwa jaringan pipa tersier milik PDAM yang sudah terpasang ke masyarakat dan pengusaha di Gili Trawangan baru sekitar 30 persen. Sisanya belum terpasang karena masih ada penolakan. Alasannya beragam. Di antaranya karena tarif air PDAM lebih mahal dibandingkan dengan BAL.

Baca Juga :  Gili Festival Digelar Pekan Depan

Sebagai perbandingan BAL menjual air Rp 37.000/m3 untuk pelanggan bisnis, Rp 18.000/m3 untuk pelanggan rumah tangga, dan Rp 0,- (gratis) untuk pelanggan sosial (masjid, musala). Sebaliknya PDAM Amerta Dayan Gunung, berdasarkan SK No. 800/01 Tahun 2022, menetapkan tarif di Gili Trawangan masing-masing Rp 37.000 untuk pelanggan niaga/bisnis, Rp 35.000 untuk rumah tangga, dan Rp 34.000 untuk pelanggan sosial.

Selain itu, warga juga mengeluhkan harga pemasangan kWh  yang dinilai cukup mahal. Berdasarkan Surat Keputusan Direktur PDAM Amerta Dayan Gunung Nomor 800.28 Tahun 2021 tentang biaya pemasangan sambungan rumah untuk pelayanan di Gili Trawangan dan Gili Meno PDAM menarik mulai Rp 5,3 juta hingga Rp 12,5 juta. Besaran tarif ini bergantung besar pipa yang digunakan.

Jika sampai 15 Oktober persiapan PDAM belum maksimal untuk melayani air bersih, maka kemungkinan besar operasional PT GNE atau PT BAL bakal diperpanjang.  Meski begitu pihaknya tetap berharap PDAM siap untuk melayani kebutuhan air bersih masyarakat Gili. Sebab bagaimanapun juga pihaknya tentu menginginkan jika pengelolaan air bersih dikelola oleh perusahaan daerah, dalam hal ini PDAM. “Jika pemerintah daerah siap ya silakan. Itu yang terbaik,” pungkasnya.

Baca Juga :  KLU Terus Torehkan Prestasi di Usia ke-15

Sementara itu, Dikrektur PDAM Amerta Dayan Gunung, Firmansyah mengatakan bahwa pihaknya optimis bisa melayani kebutuhan air bersih untuk masyarakat dan pengusaha di Gili Trawangan dan Gili Meno.

Khusus untuk di Gili Trawangan pihaknya akan memaksimalkan waktu yang ada untuk pemasangan jaringan pipa tersier ke para pelanggan. Kemudian untuk di Gili Meno yang kerap menjadi pertanyaan, pihaknya juga menjamin mampu melayani air bersih di sana meski jaringan PDAM belum ada. Alternatif yang digunakan yaitu dropping air menggunakan perahu dari Gili Air. Apalagi kebutuhan air di Gili Meno adalah yang paling kecil di wilayah Gili, sekitar 300 m3 per hari.

Di samping sebagian masyarakat Gili Meno juga ada yang menggunakan sumur dan untuk air minumnya mereka membeli galonan. Hal ini karena masyarakat menilai air yang dialirkan selama ini tidak layak dikonsumsi. “Masyarakat Meno menilai air itu masih payau. Jadi mereka tidak mau minum dan akhirnya membeli air galonan,” ungkapnya. (der)

Komentar Anda