Kerugian Skimming BRI Rp 2,7 Miliar

DARI KANAN : Kepala Divisi Operasional Layanan dan Kontak Center BRI, Joice Farida, Pemimpin Wilayah BRI Denpasar (Bali Nusra), Dedi Sunardi dan Asisten Vice President Head of Public Relation, BRI Wilayah Denpasar, Fajar S. Pramono, Rabu kemarin di Kantor BRI Cabang Mataram Rabu kemarin (9/11) (Lukmanul Hakim/Radar Lombok)

MATARAM – Korban kasus pembobolan rekening ratusan nasabah BRI dengan modus skimming (pencurian data)  melalui layanan mesin Anjungan Tunai mandiri (ATM) dipastikan sebanyak 515 orang. Jumlah kerugian yang diderita korban juga bertambah. BRI mencatat potensi kerugian terkait kasus pembobolan rekening sebesar Rp 2,7 miliar.

Pimpinan Wilayah BRI Denpasar, Dedi Sunardi memastikan uang nasabah yang menjadi korban skimming di kantor Cabang Mataram langsung ditanggapi dan ditangani. Sampai saat ini sudah mencapai 90 persen atau sebanyak 463 orang dari 515 nasabah yang dananya sudah dikembalikan.

Nilai uang nasabah yang jadi korban dikembalikan sudah mencapai Rp 1,9 miliar. Sisanya pekan  ini sudah selesai dikembalikan. “BRI akan menyelesaikan seluruh pengembalian dana korban skimming ATM seluruhnya hinga akhir minggu kedua bulan November 2016 ini,” jelas Dedi Sunardi didampingi Kepala Divisi Operasional Layanan dan Kontak Center BRI, Joice Farida,  Asisten Vice President Head of Public Relation, BRI Wilayah Denpasar, Fajar S. Pramono, dan Kepala Cabang BRI Mataram, Jaya Hardana, di Kantor BRI Cabang Mataram   Rabu kemarin (9/11).

Dedi menyebut bahwa pihak BRI dalam kasus pembobolan rekening nasabah melalui skimming  ATM merupakan menjadi korban. Kendati demikian, sebagai bentuk tanggungjawab dan lembaga bank yang mengdepankan trust (kepercayaan) berharap nasabah tidak panik ataupun khawatir.  “Dengan penyelesaian yang BRI telah lakukan bersama nasabah, maka kami menetapkan bahwa kasus skimming ini di NTB telahselesai. Adapun pelaporan yang mungkin masuk di kemudian hari akan kami selesaikan sesegera mungkin secara bertahap,” ujar Dedi.

Aksi skimming  yang dilakukan pelaku dengan memasang alat berupa skimmer dan kamera  pada perangkat mesin ATM. Kartu dan PIN nasabah yang melakukan transaksi dapat terbaca. Kemudian pelaku melakukan penggandaan kartu dan melakukan transaksi penarikan melalui kartu ATM palsu.

Baca Juga :  Satelit Terganggu, Layanan BRI Mataram Tutup

Dari hasil pemeriksaan tim ahli IT yang dimiliki  BRI, diindikasikan ada enam mesin ATM  di Kota Mataram dipasangkan  skimmer. Dan dari enam mesiin ATM yang diindikasikan tersebut, ditemukan satu skimmer yang masih terpasang di mesin ATM milik BRI tersebut. Terkait temuan tersebut,  Dedi menginstruksikan langsung seluruh mesin ATM yang terindikasi sudah dipasangi skimmer untuk dibongkar dan diganti menggunakan perangkat mesin ATM baru.

Selain itu, seluruh mesin ATM  di seluruh NTB dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh apakah ada juga indikasi pernah dipasangin skimmer oleh pelaku kejahatan perbankan tersebut. BRI juga telah melakukan tindakan preventif lain untuk mencegah skimming ATM di antaranya mengintensifkan pengawasan dan pemeriksaan berkala terhadap seluruh mesin ATM BRI yang tersebar di seluruh Indonesia. “Kami meminta nasabah  BRI untuk tetap tenang dan tidak panik atas kejadian tersebut.  BRI akan mengupayakan penyelesaian kasus ini dengan segera dan tetap mengutamakan kenyamanan nasabah,” kata Dedi.

Sementara itu, Kepala Divisi Operasional Layanan dan Kontak Center BRI, Joice Farida mengingatkan nasabah terkait kejadian di NTB, agar nasabah lebih berhati-hati dalam melakukan transaksi di mesin ATM manapun. Selain itu, BRI juga melakukan pemblokiran PIN ATM bagi nasabah yang kartu ATM nya berpotensi disalahgunakan oleh pelaku kejahatan karena pernah bertransaksi  di mesin ATM yang terindikasi aksi skimming. Bagi nasabah yang mengalami kartu ATM-nya diblokir, maka mereka para nasabah bisa langsung datang ke kantor BRI terdekat untuk melakukan pergantian kartu baru dan PIN baru ATM.

“Ubahlah secara berkala PIN ATM, dan buat pin yang unik sehingga tidak bisa terdeteksi oleh pelaku kejahatan perbankan,” jelasnya.

Baca Juga :  BRI Perluas Agen Laku Pandai BRILink

Terpisah Satreskrim Polres Mataram memastikan terus mendalami penyelidikan dalam kasus dugaan bobolnya rekening ratusan nasabah BRI  Cabang Mataram.  Penyidik akan meminta klarifikasi dari Pimpinan Cabang (Pinca) BRI cabang Mataram. ‘’ Semua yang berhubungan untuk kepentingan penyelidikan bisa kita mintai klarifikasinya. Termasuk pimpinannya,  tapi kalau tidak ada hubungan dengan penyelidikan walaupun pimpinnanya buat apa kita klarifikasi. Bila perlu pimpinan pusatnya akan kita klarifikasi kalau memang perlu,’’ ujar Kapolres Mataram Heri Prihanto.

Ia memastikan pemanggilan tersebut bisa dilakukan. Asalkan memang keterangan yang didapatkan dari saksi-saksi yang sudah diperiksa sebelumnya masih kurang dan harus meminta klarifikasi pimpinannya. ‘’ Itu tergantung dari hasil klarifikasi yang sudah dilakukan.  Jadi tentunya kita tidak bisa ujug-ujug pimpinannya langsung yang kita mintai klarifikasinya. Dari fakta yang sudah kita klarifikasi, pimpinannya masih belum perlu kita mintai klarifikasinya,’’ katanya.

Perwakilan pihak ketiga atau vendor yang ditunjuk BRI untuk mengelola mesin ATM yaitu PT SSI disebutnya sudah dimintai klarifikasinya oleh penyidik beberapa waktu lalu.

Ia juga kembali menerangkan terkait dengan kemungkinan kasus tersebut akan dilimpahkan ke Polda NTB. Ia beranggapan, sudah seharusnya kasus tersebut ditarik ke Polda NTB. Bukan karena Polres Mataram tidak mampu menangani kasus itu. Namun, karena tempat kejadian perkara yang melaintasi dua Polres yaitu Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Utara (KLU).

Untuk itu ia berencana secepatnya dan telah memerintahkan kepada jajaran satreskrim polres Mataram untuk melakukan gelar perkara (ekspose) penyelidikan yang sudah dilakukan. Hasil gelar ini nantinya diperlukan untuk menentukan kasus tersebut dilimpahkan ke Polda NTB atau tidak. Kejahatan ini disebutnya dimungkinkan dilakukan oleh pelaku kasus serupa yang ditangani oleh Polda NTB. (luk/gal)

Komentar Anda