
SELONG – Status tanggap darurat di sejumlah desa di tiga kecamatan di Lombok Timur yang diterjang banjir bandang Sabtu lalu (18/11) selesai Jumat kemarin (24/11).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Timur H Napsi mengatakan, masa tanggap darurat hanya 7 hari. Selama tanggap darurat dilakukan evakuasi, pemenuhan logistik kepada masyarakat, pemberian air bersih serta melakukan pembersihan lokasi termasuk melakukan penyedotan lumpur – lumpur di sumur-sumur warga. ”Dapat saya simpulkan pelaksanaan dalam rangka penanganan dampak banjir ini dapat dilaksanakan dengan baik yang dibantu oleh semua instansi baik TNI, Polisi, Pol PP dan masyarakat,”katanya.
Setelah masa tanggap darurat ini, akan dilanjutkan masa transisi pemulihan. Pada masa transisi ini dilakukan perbaikan sarana dan prasaran sehingga bisa berfungsi dengan normal kembali. Setelah itu akan dilanjutkan masa rehabilitasi dan rekontruksi untuk memperbaiki secara permanen semua fasilitas yang terdampak dari banjir bandang ini. “Jadi mulai besok (hari ini) sudah terbit SK bupati untuk masuk ke masa transisi pemulihan. Kita rencanakan ini berjalan selama dua bulan,”jelasnya.
Berdasarkan hasil pendataan yang sudah diverifikasi nilai kerugian ditaksir sementara sekitar Rp 30 miliar. Namun dinas perumahan dan dinas PU masih melakukan pendataan.” Yang jelas untuk hari ini kerugian ditaksir Rp 30 miliar. Kita berhati – hati dalam melakukan pendataan karena kita tidak mau ada masyarakat yang luput,”katanya.
Ditegaskannya, setelah dilakukan verifikasi dari jumlah jembatan yang rusak sebanyak 15 unit. Sementara warga terkena dampak banjir ini di Kecamatan Keruak, Jerowaru dan Sakra Barat sebanyak 1.304 KK dengan jumlah jiwa sebanyak 4.289 orang. “Dari total semua rumah yang rusak dari tiga kecamatan baik yang rusak ringan, rusak sedang dan rusak berat sebanyak 770 unit.Namun rumah yang tidak bisa digunakan kembali sebanyak 197 unit,” jelasnya.
Untuk rumah yang rusak berat, akan dibangun dari dana stimulan dengan indeks satu rumah di berikan bantuan senilai Rp 25 juta.”Sementara untuk yang ringan akan kita lihat bagaimana kerusakannya dulu,”tutup Napsi.
Sementara itu, sekitar 800 personel tentara, polisi dan instansi serta elemen lain membantu warga, membersihkan sampah, maupun puing-puing bekas bangunan atau rumah yang rubuh akibat terjangan banjir bandang di Desa Penendem Kecamatan Keruak. “Sasaran kita yang utama adalah masalah sampah. Karena akibat bencana (banjir), ternyata menimbulkan terkumpulnya sampah dan reruntuhan bangunan. Kegiatan ini akan terus berlanjut, hingga dianggap selesai bencana ini,” tegas Danrem 162/WB, Kolonel Inf Farid Makruf, MA.
Selain menerjunkan ratusan personel, pihaknya juga menerjunkan sejumlah alat berat seperti beko, truk, dan lainnya untuk mengangkut puing-puing yang tidak mungkin diangkut oleh manusia.
Kerja bhakti masal ini dilaksanakan Korem sebutnya, untuk menindaklanjuti kegiatan sebelumnya yang dilakukan oleh Kodim Lotim. Dimana saat itu hanya menerjunkan sekitar 220 personel saja, sehingga kurang maksimal.
Kali ini sambung Danrem, karya bhakti diikuti oleh seluruh prajurit jajaran Korem 162/WB se-Pulau Lombok, anggota Lanal Mataram, anggota Lanud Rembiga, anggota Polres Lotim, Sub Den Brimob Polda NTB, Sat Pol PP, Ibu Dharma Pertiwi Daerah J, Ibu-Ibu Bayangkari Polda NTB, dan instansi terkait lainnya, serta mahasiswa dan masyarakat setempat.
Danrem mengatakan karya bhakti yang ini selain merupakan salah satu kegiatan minggu militer, juga merupakan wujud kepedulian TNI dan Polri terhadap masyarakat. Karena TNI akan selalu ada untuk membantu meringankan beban masyarakat. (cr-wan)