Kerugian Akibat Banjir Ditaksir Rp 150 Miliar

banjir. (DOK/)

MATARAM – Kerugian akibat bencana banjir di Kabupaten Lombok Timur dan Sumbawa, ditaksir sekitar Rp 150 miliar.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB, H Muhammad Rum menyampaikan, untuk banjir yang terjadi di Kabupaten Sumbawa ditaksir mencapai Rp 75 miliar. Sedangkan di Lombok Timur sekitar Rp 70 miliar lebih. "Data resminya belum ada, tapi perkiraan saya sekitar Rp 150 miliar," ujar Rum kepada Radar Lombok, Kamis kemarin (16/2).

[postingan number=5 tag=”banjir”]

Dijelaskan, pihak yang berwenang mengeluarkan total kerugian akibat bencana yaitu pemerintah kabupaten/kota. Kemudian dilaporkan ke pemerintah provinsi dan juga pusat. "Kalau waktu di Bima itu kerugian mencapai Rp 1,2 triliun, karena memang benar-benar hancur," katanya.

Kerugian akibat banjir di Kecamatan Sambelia Lombok Timur diantaranya banyak jembatan rusak dan terputus, rumah hanyut, rumah rusak, tanggul jebol, bangunan sekolah rusak dan lain sebagainya. Belum lagi adanya korban meninggal dunia 1 orang dan yang terpaksa mengungsi 503 jiwa.

Baca Juga :  Dewan Pelototi Keberadaan SDN Terpencil

Kemudian untuk yang di Kecamatan Sembalun, banyak  jalan usaha tani rusak dan terputus, irigasi rusak, ratusan hektar lahan rusak, ratusan rumah juga terendam banjir. “Kondisi saat ini sudah berangsur pulih, pengungsi sudah banyak yang kembali. Jembatan atau jalan yang putus sudah diperbaiki. Dua hari kedepan semua wilayah yang terkena bencana bisa diakses mobil roda dua maupun roda empat,” terang Rum.

Saat ini banjir memang sudah tidak terjadi lagi. Hal ini disebabkan tidak lagi adanya hujan dengan intensitas yang tinggi. Namun tidak menutup kemungkinan, jika hujan lebat turun maka akan kembali ada banjir lagi.

Baca Juga :  Pemda Ikut Andil Terjadinya Banjir

Menurut Rum,  pemprov dan juga pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyalurkan bantuan kepada semua korban bencana. Bantuan tersebut disalurkan oleh BPBD kabupaten/kota yang lebih mengetahui peta di lokasi banjir.

Terkait dengan adanya korban yang merasa belum mendapatkan perhatian pemerintah, Rum menganggap sebagai masukan. Kedepan, penanganan bencana akan diupayakan terus lebih baik. “Kerja sama semua pihak sangat penting, terutama pemerintah desa,” sebutnya.

Dikatakan, peran pemerintah desa sangat penting ketika terjadi bencana banjir. Mengingat, pihak yang paling mengetahui warganya tentu perangkat desa. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus mampu menggandeng pemerintah desa dalam penanganan bencana apapun. (zwr)

Komentar Anda