Kerja Sama Efektif, BRIDA Apresiasi Sinergi Mitra Kerja Atas Keberhasilan Penanganan Sunting

Foto bersama Plt Kepala BRIDA NTB, Lalu Suryadi, SP., MM bersama Mitra BRIDA atas partisipasinya dalam penurunan stunting di NTB. (IST FOR RADAR LOMBOK)

MATARAM–Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) memberikan apresiasi kepada lembaga-lembaga dan mitra kerja yang telah berkontribusi signifikan dalam upaya penurunan angka stunting di Kecamatan Selong, Lombok Timur.

Keberhasilan ini merupakan hasil dari kerja sama yang baik antara BRIDA NTB dengan berbagai mitra, termasuk Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), PT. Sumbawa Timur Mining (STM), PT. Aman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), dan Bank NTB Syariah.

Plt Kepala BRIDA NTB, Lalu Suryadi, SP., MM menjelaskan bahwa pemerintah memiliki program Bulan Bakti Gotong Royong Stunting yang melibatkan berbagai pihak. Dalam program ini, BRIDA tidak bekerja sendiri karena keterbatasan sumber daya.

Plt Kepala BRIDA NTB, Lalu Suryadi, SP., MM menyerahkan piagam penghargaan kepada Mitra BRIDA atas partisipasinya dalam penurunan stunting di NTB. (IST FOR RADAR LOMBOK)

Oleh karena itu, BRIDA menggandeng mitra terutama dalam penyediaan telur hingga 1.200 trai untuk intervensi stunting di Kecamatan Selong.

Berkat intervensi rutin yang dilakukan sejak Januari hingga Desember 2023, angka stunting di Kecamatan Selong yang sebelumnya termasuk dalam kategori kuning berhasil ditekan hingga saat ini tidak ada lagi kasus stunting dari 50 balita yang awalnya teridentifikasi.

Baca Juga :  Miq Gita Minta Pabrik Benih dan Pakan Ternak Segera Operasi

“Itu bukan kami yang menilai, teman-teman kesehatan yang punya sistem. Alhamdulillah hasilnya bagus,” Ungkap Lalu Suryadi, kemarin

Selain penyediaan telur, BRIDA juga memastikan pemantauan terhadap distribusi dan konsumsi telur oleh balita stunting. Kegiatan ini melibatkan peran serta mitra kerja yang secara bergantian melakukan kunjungan lapangan untuk memastikan bahwa bantuan yang diberikan benar-benar diterima dan dimanfaatkan oleh balita sebagai sasaran.

“Kami tidak ingin terjadi penyimpangan dimana telur yang seharusnya untuk anak-anak malah dimakan oleh orang tua. Oleh karena itu, kami terus melakukan pemantauan dengan bekerja sama dengan kader posyandu dan petugas kesehatan diwilayah tersebut,” jelasnya.

Upaya lain yang dilakukan BRIDA dalam menurunkan angka stunting adalah dengan menggandeng Tim Penggerak PKK NTB untuk menciptakan makanan olahan bergizi yang dapat diterima oleh balita, terutama bagi mereka yang tidak suka makan telur secara langsung.

“Misalnya, telur diolah menjadi kue atau makanan lainnya yang lebih disukai balita, namun tetap dipantau agar kandungan gizinya tidak berkurang,” ujar Lalu Suryadi.

Baca Juga :  Miq Gita Minta Pabrik Benih dan Pakan Ternak Segera Operasi

Pemantauan rutin oleh ahli gizi di tingkat kecamatan dan desa juga dilakukan terhadap makanan olahan yang diberikan, untuk memastikan bahwa kebutuhan gizi balita tetap terjaga. Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk menurunkan angka stunting, tetapi juga untuk mengatasi masalah wasting di wilayah tersebut.

“Semuanya kita tangani, bukan hanya stunting, wasting juga kita tangani,” ucapnya

Walaupun program Bakti Stunting secara formal telah selesai pada Desember 2023, BRIDA bersama mitra terkait tetap melakukan intervensi meskipun tidak seintens sebelumnya.

“Kalau ada mitra yang ingin menyumbang, kami tetap akan menyalurkannya. Artinya, kegiatan ini tetap berlanjut, walaupun secara formal programnya sudah selesai,” tandas Lalu Suryadi.

Keberhasilan ini menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi berbagai pihak dalam mengatasi masalah stunting di NTB, dan BRIDA berharap agar program serupa terus berlanjut untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama balita. (rat/*)

Komentar Anda