TANJUNG-Komisi III DPRD Kabupaten Lombok Utara (KLU) mengusulkan agar kereta gantung di Dusun Torean Desa Loloan Kecamatan Bayan, segera diganti dengan pembukaan jalan baru yang lebih layak.
Jika terus dibiarkan, maka dikhawatirkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Terlebih warga juga kerap menaiki kereta gantung tersebut sembari mengangkut hasil panen padi dan jagung serta pupuk. “Kita sudah paparkan bahaya risikonya, dan respon mereka pun sama dan saya kira mematenkan kereta gantung itu bukan lah solusi. Makanya kita usulkan agar dibuka jalan baru saja. Kita sangat khawatir nanti menimbulkan korban jiwa. Apalagi beton penyangga di sana rawan kalau musim hujan,” ungkap Wakil Ketua Komisi III DPRD KLU, Kardi, kemarin.
Menurut Politisi Partai Demokrat dari Desa Loloan ini, masyarakat sendiri bersedia untuk membangun jalan baru secara swadaya, tinggal dibantu penganggaran saja. Panjang jalan baru diperkirakan 200 meter dengan perkiraan satu jembatan sekitar 8 meter. “Saya kira anggarannya tidak banyak, apalagi hasil pertanian di Montong Pulet itu, diperkirakan mencapai Rp 4 miliar. Sekarang tergantung pemkab saja, bagaimana menyikapinya,” jelasnya.
Seperti diketahui, di Dusun Torean terdapat suatu tempat bernama Montong Pulet. Montong Pulet merupakan dataran tinggi yang terpisah oleh lembah sungai mati sepanjang 135 meter dan kedalaman 100 meter dari dataran tinggi utama Dusun Torean. Di Montong Pulet ini sendiri, 35 petani Dusun Torean menggantungkan hidupnya untuk menanam padi di musim hujan dan jagung di musim kemarau pada lahan seluas 80 hektar. Petani pun senantiasa mengabiskan keseharian mereka di Motong Pulet dengan membuat gubuk-gubuk.
Selama sembilan bulan belakangan ini, para petani di Dusun Torean sangat terbantu dengan keberadaan kereta gantung yang dibuat oleh Pemerintah Desa Loloan dengan anggaran Rp 21 juta tersebut. Karena selama ini mereka mengangkut hasil panen dengan jalan naik turun tebing dengan biaya tinggi. Akan tetapi, kendati kereta gantung ini sangat membantu, sayangnya, belum ada perhitungan dan konstruksi standar serta keamanannya, sementara banyak petani bahkan anak-anak nekat menaikinya bersama barang. (zul)