Kereta Gantung Rinjani Tunggu Rekomendasi PUPR

Ilustarasi kereta gantung.
Ilustarasi kereta gantung.

 MATARAM–Meski menuai pro kontra, izin  pembangunan kereta gantung ke gunung Rinjani di Lombok Tengah masih terus berproses.

 Terbaru, saat ini pihak pemohon masih menunggu rekomendasi kesesuaian ruang dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Kepala  Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (DP-MPTSP) Provinsi NTB   Ir.H.Muhammad Rum.MT mengatakan, tindak lanjut rencana pembangunan kereta gantung saat ini terkendala pandemi Covid-19 sertam permohonan yang diajukan perusahaan pembangunan kereta ini dari PT Indonesia Lombok Resort. Pihak perusahaan ini masih menunggu rekomendasi kesesuaian ruang dari Dinas PUPR. Pihaknya sendiri telah menerbitkan  Izin Pengusahaan Pariwisata Alam dam Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan Wisata Alam- Penyedia Sarana Wisata Alam ( IUPJLWA-PSWA). “Sampai dengan saat ini baru kita terbitkan Persetujuan Prinsip Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan Wisata Alam yang berlaku satu tahun sampai dengan tanggal 21 Januari 2021,”ungkapnya.

 Menurut Rum, kegiatan yang dilakukan hingga saat ini sedang proses grand design dan penyusunan rencana pelaksanaan. Karena pembangunan tetap akan dilaksanakan meski masih memiliki kendala, baik karena adanya pandemi Covid-19, maupun pihaknya masih menunggu permohonan dari pihak perusahaan. Menurut informasi yang diterima pihaknya, permohonan belum diajukan dikarenakan masih menunggu rekomendasi  yang dikeluarkan dari PUPR untuk pelaksanaan pembangunan. “Infonya belum keluar rekom kesesuaian ruang dari PUPR. Mereka mengharapkan sudah keluar rekomnya, sehingga begitu tim teknisnya dari China ke Indonesia langsung bisa kerja susun DED (Detail Engineering Design), FS ( Feasibility Studi) dan  AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) ,”ungkapnya.

 Ditegaskan Rum, ketika nanti rekomendasi sudah dikeluarkan PUPR maka izin pembangunan sudah bisa diterbitkan oleh pihaknya. “Ya kalau sudah ada rekomnya. Siap terbitkan izin. Sementara itu aja kendalanya,”tegasnya.

 Direncanakan, kereta gantung akan dibangun sepanjang 10 kilometer. Ketinggian kereta gantung itu 60 meter di atas permukaan tanah.  Titik pijakan berada di Karang Sidemen Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah. Titik pmberhentian tidak jauh dari  Danau Segara Anak.Rencana pembangunan kereta gantung ini menuai pro kontra. Tidak sedikit yang keberatan karena selain  berdampak pada habitat flora dan fauna di kawasan Gunung Rinjani, juga berdampak pada ekonomi masyarakat yang selama ini menggantungkan hidup dari pendakian Gunung Rinjani. Keberatan tidak hanya datang dari aktivis lingkungan dan masyarakat sekitar lokasi pendakian, bahkan Bupati Lombok   Utara meminta Pemprov NTB mengkaji kembali rencana pembangunan kereta gantung ini.

 Bupati Lombok Utara Najmul Akhyar meminta agar wacana itu dipertimbangkan kembali. “Pemerintah harus melalui kajian dan pertimbangan matang terhadap rencana investor itu. Jangan langsung menyetujui apa yang mereka rencanakan. Kasihan masyarakat kita sebagai porter dan guide yang menggantungkan nasibnya di sana,” kata Najmul, Senin (27/1/2020).

Apabila pendapatan menjadi tolak ukur sehingga rencana pembangunan dipermudah, maka harus ada kajian. Apakah besaran pendapatan yang diperoleh berbanding lurus dengan jumlah masyarakat yang kehilangan pekerjaan. “Kita harus duduk bersama membahasnya, provinsi harus memfasilitasi,” harapnya.

 Wakil Ketua DPRD KLU Mariadi mengatakan, ide investor yang difasilitasi pemerintah soal kereta gantung perlu dipertimbangkan secara serius dan matang. Satu sisi akan terlihat memajukan atau menambah wahana pariwisata, tetapi dari sisi lain menutup peluang pelaku wisata seperti porter, trekker, guide, dan lainnya. “Setiap kemajuan itu menyisakan masalah pada sisi lain, karena itu bagi saya perlu dipertimbangkan dan ditinjau kembali sematang-matangnya,” katanya.(sal)

Komentar Anda