MATARAM—Kepala Balai Pelatihan Pengembangan Produk Ekspor Daerah (BP3ED), Muhammad Taufik Rahman menyebut persoalan para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) di Provinsi NTB kurang inovatif dan kreatif. Hal itu terlihat dari sejumlah produk kerajinan ataupun pangan olahan yang produksinya terkesan monoton, dan kurang kreasi. “Potensi produk lokal NTB itu sangat luar biasa, tapi pelaku usaha itu masih kurang kreatif berinovasi,” kata Taufik Rahman di Mataram, Kamis (8/9).
Potensi hasil kerajinan dan produk pangan olahan di Provinsi NTB ini sangat besar, karena memiliki konten lokal sangat bagus. Hanya saja perlu ditunjang oleh kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang semakin lebih bagus.
Ia mencontohkann produk kerajinan cukli yang menjadi khas daerah di NTB. Selama ini cukli yang diproduksi dan sudah dipasarkan di berbagai daerah itu motifnya tidak ada yang beda, termasuk arsitektur lainnya. Padahal, jika disentuh dengan kreatifitas dan inovasi seni yang lebih beragam, maka daya tarik dari produk kerajinan cukli ini akan semakin beranekaragam dan semakin diminati pembeli dari berbagai negara yang menjadi pangsa tujuan ekspor cukli. “Perlu inovasi dan kreatifitas. Desain itu harus mengikuti pasar, jangan sebaliknya pasar mengikuti desain,” ujar Taufik.
Sementara untuk produk pangan olahan, persoalan yang masih di hadapi pelaku IKM di NTB adalah masalah kemasan dan standarisasi, serta sertifikasi dari produk pangan tersebut. Sebagian besar produk pangan olahan di NTB itu masih hanya sebatas PIRT yang dikeluarkan oleh Disperindag kabupaten/kota. Padahal, jika ingin tembus pasar luar daerah bahkan luar negeri, seharusnya produk mereka itu sudah berlabel MD yang dikeluarkan oleh Balai Besar POM.
Dengan demikian, produk pangan olahan dari NTB bisa tembus pasar yang lebih luas lagi. “Potensi bahan baku di NTB ini sangat luar biasa, seperti ketersediaan rumput laut, jagung dan bahan baku lainya,” sebut Taufik. (luk)
