Kenaikan Tarif PDAM Sumbang Inflasi

Ilustrasi Inflasi

MATARAM—Kenaikan tarif dasar listrik yang diikuti dengan kenaikan  tarif Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang mulai berlaku Januari 2017 untuk dibayarkan oleh konsumen pada Februari 2017, menjadi pendongkrak kenaikan laju inflasi untuk bulan Februari 2017. Bahkan kenaikan inflasi di Provinsi NTB pada Februari 2017 diatas inflasi nasional.

"Sumbangan tarif PDAM terhadap laju inflasi di NTB bulan Februari menjadi yang paling tinggi," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB, Ni Kadek Adi Madi, Rabu kemarin (1/3).

Laju inflasi Provinsi NTB pada bulan Februari 2017 sebesar 0,24 persen atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen dari 127,12 di bulan Januari menjadi 127,42 di bulan Februari. Angka inflasi Provinsi NTB di bulan Februari diatas angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 0,23 persen.

Baca Juga :  Tarif Air PDAM Giri Menang Naik 20 Persen

[postingan number=3 tag=”pdam”]

Dikatakan, komoditas terbesar penyumang inflasi Provinsi NTB pada bulan Februari 2017 adalah kenaikan tarif air minum PDAM yang memiliki andil tertinggi sebesar 0,1491, disusul andil harga cabai yang masih tinggi dengan menyumbang nilai inflasi sebesar 0,0594, kenaikan tarif listrik dengan istilah menarik subsidi pelanggan yang mampu menyumbang sebesar 0,0491 dan ikan tongkol pindang menggeret inflasi sebesar 0,0448.

Laju inflasi Provinsi NTB untuk tahun kalender Februari 2017 sebesar 1,73 persen lebih tinggi dibandingkan inflasi tahun kalender Februari 2016 sebesar 1,13 persen. Begitu juga dengan laju inflasi "tahun ke tahun" Februari 2017 sebesar 3,22 persen lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi "tahun ke tahun" di bulan Februari 2016 sebesar 4,72 persen.

Baca Juga :  Soroti Aturan Denda, Warga Datangi Kantor PDAM

Sementara itu, sambung Kadek, jika cabai menjadi penyumbang terjadinya inflasi yang cukup tinggi, justru nasib berbeda dialami oleh tomat sayur. Nasib tomat sayur selalu tidak seberuntung cabai yang harganya cukup baik. Sementara itu untuk tomat sayur justru selalu apes, karena hampir komoditas pertanian ini harganya selalu anjlok dan cukup rutin menjadi penyumbang deflasi di Provinsi NTB.

"Komoditas terbesar yang memberikan sumbangan deflasi di bulan Februari ini adalah tomat sayur sebesar minus – 0,0734 persen, kemudian ayam ras dan beras yang harganya justru juga turun," pungkasnya. (luk)

Komentar Anda