Kemenparekraf Wacanakan Work From Lombok

DESTINASI : NTB siapkan destinasi prioritas sambut rencana WFL, salah satunya di KEK Mandalika. (DEVI HANDAYANI / RADAR LOMBOK )

MATARAM – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan memperluas kegiatan Work From Bali (WFB) ke Work From Lombok (WFL). Rencana Kemenparekraf tersebut disambut baik Pemerintah Provinsi NTB. Nantinya ada beberapa daerah diajukan untuk bisa menggelar kegiatan tesebut.

Sekretaris Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi NTB Lalu Hasbulwadi mengatakan, untuk menyambut rencana Work From Lombok perlu didukung dengan kebijakan pemerintah, yakni dengan green zone tourism, di mana ini memang sudah memetakan kawasan wisatawa utama di Lombok. NTB saat ini ada beberapa yang sudah diprioritaskan, diantaranya Senggigi, Gili Matra dan Gunung Rinjani Sembalun dan sekitarnya, KEK Mandalika, kemudian Pulau Moyo dan Tambora.

“Untuk menuju ke green tourism itu strategi utama kita melakukan CHSE di kawasan-kawasan tersebut. Kemudian melakukan vaksinasi,” kata Lalu Hasbulwadi, Kamis (3/6).

Nantinya, jika memang WFL terlaksana, maka Lombok tentunya sudah siap. Pertama destinasi yang ditawarkan, seperti Mandalika, mengingat ada berbagai kegiatan skala internasional akan digelar di sana. Kendati demikian, masih ada kendala untuk bisa melaksanakan recana dari pemerintah pusat tersebut. Pertama sikap perilaku masyarakat terkait CHSE belum terbiasa, pembatasan kunjungan wisatawan domestik dan nasional masih ketat.

Baca Juga :  Taiwan Sebut Mie Instan Picu Kanker, BPOM Indonesia Klaim Aman

Terpisah, Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) DPD Provinsi NTB Ernanda Agung Dewantoro menyambut baik rencana WFL tersebut. Karena ada perhatian dari pemerintah pusat tentang kondisi pariwisata yang ada di Lombok.

“Persiapan kami sekarang sudah beberapa hotel ini sedang menyiapkan sertifikasi untuk CHSE bagi yang belum dan tentu saja ini harus dibarengi dengan kesadaran. Bukan dari sisi pengusaha pariwisata, tentunya dari segi masyarakat juga harus mendukung,” katanya.

Selain itu persiapan dari pemerintah untuk mendukung para pengusaha atau pegiat pariwisata adalah bagaimana pemerintah juga mempersiapkan daerah-daerah yang nantinya bisa dikenal itu sebagai green tourism. Kemudian penerapan protokol kesehatan juga harus jalan begitu juga vaksinasi. Rencana WFL tersebut juga bisa saja menghidupkan kembali beberapa perhotelan yang sempat tutup, terutama yang ada di beberapa destinasi prioritas.

Baca Juga :  Ekspor NTB Terkendala Kontainer Langka

“Ini kan hanya trigger dari pemerintah untuk menghidupkan, karena setelah ini pasti efeknya akan meluas. Kami berharap bukan hanya dari sisi pemerintah, tapi dari sisi corporate atau perusahaan juga memberlakukan WFL,” imbuhnya.

Sementara itu, persiapan dari pengusaha dan pegiat pariwisata sudah punya rencana paket-paket yang disediakan untuk bisa menggairahkan pariwisata dengan begitu perekenomian juga bisa berjalan, karena efek dari pariwisata ini akan berkelanjutan.

“Disamping dirasakan oleh travel, trasnportasi, perhotelan dan juga dirasakan oleh pelaku ekonomi kreatif lainnya, termasuk pertanian dan perikanan,” tandasnya. (dev)

Komentar Anda