Kemenparekraf Sebut KEK Mandalika Jadi Magnet Wisatawan

Harry Santoso Sungkary (Devi Handayani/Radar Lombok)

MATARAM- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus benahi penanggulangan dampak dari Covid-19 pada destinasi super prioritas di Indonesia. Termasuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Harry Santoso Sungkary, mengatakan masuknya KEK Mandalika sebagai salah satu dari 5 destinasi super prioritas yang diharapkan dapat menjadi magent atau daya tarik bagi wisatawan. Khususnya memasuki kenormalan baru pariwisata nantinya.

“Saya berharap itu berjejaring dengan daerah-daerah wisata yang lain, seperti di Sumbawa dan Rinjani Geopark,” ujar Harry Santoso Sungkary, Jumat (17/7).

Pascapandemi wabah Covid-19 untuk menghidupkan pariwisata perlu dilakukan sebuah event besar. Seperti gelaran event internasional MotoGP yang digelar di NTB. Adanya gelaran balap motor internasional tersebut akan menjadi daya tarik tersendiri bagi NTB. Termasuk dengan keindahan bentang alam, baik untuk kawasan pegunungan maupun pesisir.

“Nanti konsep wisatanya adalah tidak padat. Maksudnya, masih mencari adventure (petualangan) dan wisata luar atau wisata alam,” ucapnya.

Lebih lanjut, sebelumnya ada analisa dari UNWTO (World Tourism Organization). Dimana semua destinasi yangalam ini akan menjadi tren, karena ini less risk (risiko rendah). Apalagi dengan kondisi saat ini yang masih waspada pada penyebaran luas Covid-19.

“Karena itu semua daerah di sini (NTB) kan terbuka dan bagus,” sambungnya.

Kendati demikian, hal yang perlu diutamakan kedepannya bagi pariwisata NTB, yakni masalah kebersihan. Terutama untuk memenuhi unsur cleanliness, health, and safety environment (CHSE) yang menjadi basis pariwisata nasional pascapandemi.

“Kita tekan kepastian kalau kita datang ke sini pasti sehat aman dan bersih. Karena itu magnetnya,” jelasnya.

Nantinya, unsur CHSE diharapkan menjadi materi utama dalam promosi pariwisata NTB sebagai bentuk penjaminan bagi wisatawan yang datang. Terutama menjadi tugas dari pemerintah daerah dan pelaku atau pengelola destinasi wisata. Dengan memberikan jaminan tersebut,bada kepastian bahwa pemerintah daerah telah serius menangani dan menyusun protokol penanganan pandemi yang berlangsung.

“Kita belajar dari Amerika, itu mereka sempat buka tapi tutup lagi. NTB jangan seperti itu. Untuk itu yang penting sekarang adalah sehat dan aman dari Covid-19,” imbuhnya.

Sementara itu, Kemenparekraf memproyeksi pergerakan wisatawanakan meningkat pada Agustus – September mendatang. Sedangkan untuk wisatawan mancanegara diperkirakan akan tutup sampai akhir tahun. Dimana hingga akhir tahun diduga tidak ada wisatawan asing.

“Tapi nanti tahun depan sudah ada, tetapi l dengan konsep travel bubble,” tandasnya. (dev)

Komentar Anda