Keluarga Ilham Tuntut Pelaku Dihukum

DIPULANGKAN: Jenazah mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Ilham Nurpadmi Listiadi setibanya di kampung halamnya di Desa Pringgasela, Lotim Rabu kemarin (25/1). (Gazali/Radar Lombok)

SELONG – Jenazah mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Ilham Nurpadmi Listiadi dipulangkan ke kampung halamnya di Desa Pringgasela  Lombok Timur (Lotim) Rabu  kemarin (25/11).

Mahasiswa semester IV Jurusan Fakultas Hukum diduga tewas setelah dianiaya olah seniornya ketika mengikuti pelatihan dasar (Diksar) Mahasiwa Pecinta Alam (Mapala).  Jenazah tiba sekitar pukul 10.00 Wita.

Pantuan koran ini, ratusan warga dan keluarga dekat korban menyemut di rumah duka menunggu kedatangkan jenazah. Setibanya , keluarga korban tak kuasa menahan tangis dan suasana duka pun pecah. Bahkan orang tua dan kakak kandung Ilham,  teriak histris melihat Ilham pulang dalam kondisi tak bernyawa.‘’ Saya tidak terima, perbuatan para pelaku. Nyawa harus dibayar dengan nyawa,” teriak Fadli kakak korban.

[postingan number=3 tag=”uii”]

Keluarga dekat yang lain mencoba untuk menenangkan Fadli. Nasehat dari keluarga yang lain berulang kali diucapkan ke Fadli agar iklas dan mendoakan yang terbaik bagi sang adik. Namun itu masih belum mengubah  emosi Fadli dengan musibah yang menimpa adiknya.‘’ Mereka harus dihukum seberat-beratnya,” sebut Fadli.

Baca Juga :  Mahasiswa UII Asal Lotim Tewas Usai Diksar Mapala

Sementara Safaah, ibu korban tidak sepatah kata pun ungkapkannya. Ia hanya tersedu menangis d melihat peti jenazah anaknya.

Begitu juga dengan sang ayah, Muhammad Safi'i. Meski terpukul dengan kejadian ini, dia mencoba tetap tegar.  Kasus penganiyaan yang  menimpa anaknya diharapkan  diproses hukum hingga tuntas. Para pelaku   supaya semuanya segera ditangkap. Perbuatan para pelaku ini harus diganjar dengan hukuman yang setimpal. Sebab apa yang telah dilakukan terhadap anak dan korban lainnya jelas sebagai perilaku  jahat. ‘’ Mereka harus diadili. Jangan sampai kami sebagai keluarga nantinya tidak mendapatkan keadilan,” harap dia.

Selanjutnya, ia meminta agar kegiatan Mapala  di kampus itu  segera dibubarkan. Kegiatan ini baginya sama sekali tidak perlu karena tidak memberikan manfaat ‘’ Karena Mapala ini mengganggu kuliah,” terang dia.

Dijelaskan, jenazah Ilham memang telah dilakukan otopsi di salah satu rumah sakit tempat almarhum dirawat. Namun hasil otopsi untuk sementara tidak berkenan untuk diberitaukan ke pihak keluarga.‘’ Hasil otopsi pihak kepolisian yang tahu. Alhamdulillah, semua pihak banyak yang membantu di sana,” ujar Safi'i.

Baca Juga :  Terkait Proyek Rababaka, Mahasiswa Desak Polda NTB Untuk Segera Usut Tuntas

Namun yang disayangkan, tidak ada satu pun pihak Mapala yang datang menjengkuk dan membantu sebelum korban dipulangkan ke Lombok.

Sementara setibanya di rumah duka, pihak keluarga menyempatkan diri melihat langsung kondisi jenazah almarhum. Setelah dilakukan  salat jenazah secara  bergiliran. Dari rumah, jenazah almarhum kemudian dibawa ke masjid terdekat untuk kembali disalatkan. Setelah Duhur baru jenazah almarhum dimakamkan di pekuburan umum setempat.

Ilham  korban ketiga yang meninggal setelah mengikuti diksar yang digelar panitia TGC Mapala UII di lereng selatan Gunung Lawu, Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Sebelumnya, mahasiswa angkatan 2015 Teknik Elektro UII, Muhammad Fadli, meninggal dalam perjalanan ke RSUD Karanganyar pada 20 Januari 2017. Jenazah sudah diterbangkan ke tempat asalnya di Batam. Menyusul kemudian mahasiswa angkatan 2015 Program Studi Teknik Industri UII, Yogyakarta, Syaits Asyam, yang meninggal saat dalam perawatan di Bethesda pada 21 Januari 2017. Selain tiga korban meninggal, sejumlah peserta diksar dikabarkan dirawat di beberapa rumah sakit.  (lie)

Komentar Anda