Sehingga, kalau sampai minggu ini tidak ada air, tentunya petani tembakau terancam tidak bisa menanam tembakau. “Penanaman tembakau biasanya dimulai bulan Mei, karena itu waktunya yang tepat. Kalau ini sampai gagal tanam, petani tembakau itu bisa rugi ratusan juta,” ulasnya lagi.
Para petani hanya meminta adanya jadwal dari keberadaan dam Pandanduri Lombok Timur, karena sampai dengan saat ini pihaknya tidak pernah sama sekali merasakan hasilnya. Bahkan hanya untuk mendapatkan air, para petani harus membayar uang kepada oknum yang tidak bertanggung jawab. “Kita malah selama ini sudah menyerahkan uang tapi airnya tidak datang. Untuk itu, kami meminta solusi agar lahan yang sudah kami sewa ini bisa kami manfaatkan untuk menanam tembakau,” pintanya.
Sementara itu, Plt Bupati Lombok Tengah, L Pathul Bahri yang menerima kedatangan petani tembakau itu mengatakan, pihaknya saat ini sudah melakukan berbagai upaya untuk mencarikan solusi supaya air itu bisa mengalir ke wilayah Kecamatan Praya timur.
Sehingga masyarakat itu bisa menanam tembakau sesuai dengan yang diharapkan. “Kalau untuk masalah air itu sudah kita diskusikan, karena saat ini untuk air di Pandanduri masih jadwal wilayah Lombok Timur, tinggal dua hari. Setelah itu baru kita bisa memenuhi kebutuhan masyarakat untuk air di Lombok Tengah,” ungkap Pathul Bahri.