Kekeringan Masih Mengancam Lombok Timur

BPBD Bentuk Tim Siaga Bencana Desa

Kekeringan Masih Mengancam Lombok Timur
BANTUAN AIR: Membantu masyarakat yang terdampak bencana kekeringan di berbagai wilayah Lotim, BPBD Lotim hingga kini masih terus menyalurkan bantuan air bersih. (DOK/RADAR LOMBOK)

SELONG–Meski di beberapa daerah lain di Pulau Lombok telah turun hujan yang cukup lebat, namun bencana kekeringan ternyata masih mengancam wilayah Lombok Timur (Lotim).

Kepala Bidang Kedaruraratan dan Logistik BPBD Lotim, Lalu Rusnan, mengatakan darurat kekeringan yang melanda Lotim, diperkiarakan masih akan terjadi hingga bulan Desember mendatang. Sehingga BPBD Lotim sendiri merencanakan penanganan secara permanen, bekerja sama dengan Dinas ESDM, dan BPBD Provinsi.

“Secara permanen, artinya kita akan membuat sumur bor, dengan terlebih dahulu melaksanakan survei geolistrik. Sebelumnya, survei yang dilakukan tahun 2016 ada sebanyak 16 titik. Bahkan fisiknya sudah dikerjakan BPBD Provinsi dan ESDM, dan telah diserah terimakan ke beberapa desa,” jelasnya Kamis kemarin (26/10).

Baca Juga :  2018, Lombok Timur Kembali Bangun 2 Rusunawa

Untuk tahun 2017 ini, BPBD Lotim sudah mengerjakan sebanyak 5 titik, dari 11 titik yang diusulkan tahun ini, tersebar di Desa Batu Nampar Selatan, Desa Keruak, Desa Pandan Wangi, Desa Sekaroh, dan Desa Jerowaru, yang semuanya juga sudah berfungsi dengan baik. ”Jadi untuk sasaran sumur bor ini tergantung debit air yang dihasilkan oleh sumur bor,” sebutnya.

Disampaikan, kekeringan terparah saat ini masih terjadi di wilayah Kecamatan Keruak dan Jerowaru. Sementara untuk lima kecamatan lainnya, diakui sudah ada upaya-upaya lain yang dilakukan pihak kecamatan. Seperti Kecamatan Terara, sudah dibuatkan saluran dari mata air, yang dananya berasal dari APBD. ”Kemudian langkah kedua kita melakukan dengan cara pipanisasi , yaitu menyalurkan air dari mata air yang sudah ada,” terangnya.

Disampaikan, kalau upaya yang dilakukan dengan cara menggunakan survei geolistrik, dan mengalirkan air dari sumber air. Maka langkah lain yang akan dilakukan yaitu dengan cara menyuling air asin menjadi air tawar. ”Untuk mesin penyuling ini, Lotim hanya punya satu, dan kapasitasnya juga sangat kecil. Kita akan usulkan untuk mendapatkan yang lebih besar,” ujarnya.

Adanya beberapa mesin penyuling air air yang mangkrak, dan tidak bisa digunakan oleh masyarakat. Kedepan BPBD akan mendata, dan pembenahannya akan coba diusulkan melalui anggaran pusat, kalau memang anggaran Pemda tidak mampu.

”Karena kalau hanya sekedar mendroping air, saya rasa ini tidak akan menyelesaikan masalah. Sekarang kita antar, besok minta lagi. Kita perkirakan kekeringan ini akan terjadi hingga bulan Desember,” sambungnya.

Sejak mengalami kekringan, air bersih yang sudah disalurkan ke masyarakat ada sebanyak 187 tangki, tersebar di beberapa lokasi terdampak. Selain itu juga ada bantuan air bersih dari PDAM, yang kontrak kerjanya dengan Pemprov sebanyak 7.500 tangki, yang pelaksanaannya akan dimulai pada minggu ini.

“Sampai saat ini kita masih lakukan pendropingan air ke semua titik-titik kekerigan yang berada di tujuh kecamatan Lotim, seperti Keruak, Sakra Timur, Terara, Suwela, Jerowaru, Sambelia, dan Sembalun,” sebutnya.

Namun dari beberapa wilayah yang menjadi titik kekeringan pada tahun-tahun sebelumnya, yang mencapai 12 kecamatan, kini banyak terjadi pengurangan. “Dengan adanya program sumur bor ini, lokasi kekeringan terus menurun. Sehingga program ini akan terus kita tingkatkan, untuk mengurangi beban masyarakat,” tekatnya.

Tahun 2018 mendatang, dengan diberikannya izin dari Kementerian untuk beroperasi dan pengambilan air dari Dam Pandanduri yang sebanyak 50 liter perdetik, akan disambungkan ke 5000 rumah di Kecamatan Keruak dan Jerowaru. ”Saat ini sudah tahap tender di provinsi,” sebutnya.

Selain itu, jelang memasuki Smusim hujan sekarang ini, pihak BPBD juga membentuk Tim Siaga Bencana Desa, dan telah dilantik. Tim ini yang nantinya merupakan perpanjangan BPBD, akan melaporkan kejadia bila terjadi sesuatu di daerahnya. ”Untuk kecamatan yang menjadi atensi kita pada musim hujan ini yaitu Kecamatan Sambelia, sebagai daerah urutan pertama rawan bencana,” jelasnya.

Baca Juga :  Kerugian KUR Tani Fiktif Mulai Dihitung

Demikian BPBD Lotim juga telah memasang alat peringatan dini, seperti di Kecamatan Montong Gading. Dimana alat itu akan berbunyi pada saat terjadi pergesekan tanah. Sehingga kalau alat berbunyi, maka masyarakat sebaiknya keluar. ”Alat ini khusus untuk mengantisipasi terjadinya tanah longsor,” jelasnya.

Sementara untuk bencana banjir, juga sudah disiapkan jalur evakuasi, atau petunjuk arah kemana masyarakat harus berlari ketika terjadi banjir. “Kita mengimbau kepada masyarakat, terutama yang ada di daerah rentan bencana. Apabila terjadi hujan terus-menerus agar waspada, dan melaporkan apabila ada tanda-tanda yang aneh,” imbaunya. (cr-wan)

Komentar Anda