Kecewa dengan BUMN Mengeluh Rugi, Gubernur Siap Ambil Alih Sirkuit Mandalika

MATARAM–Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney) Dony Oskaria mengungkapkan bahwa PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) selaku BUMN yang di bawahinya, ada utang sebagai dampak penugasan pengembangan 1.200 hektare KEK Mandalika di Lombok Tengah serta pembangunan Sirkuit Mandalika, berikut penyelenggaraan MotoGP dan World Superbike (WSBK).

ITDC memiliki utang jangka pendek atau short term liability Rp 1,2 triliun. Sementara utang jangka panjang atau long term liability Rp 3,4 triliun. Total Rp 4,6 triliun. “Terus terang saya tidak bisa meneyelesaikan short term liability ini,” jelas Doni.

Untuk itulah dilakukan pengajuan penyertaan mod negara (PMN) sebesar Rp 1,05 triliun guna menyelesaikan sisa utang Rp 1,2 triliun tersebut.

Adapun untuk long term akan dilakukan berbagai langkah strategis ke depan. Karena kerugian Mandalika setiap tahun akan semakin besar karena tidak hanya rugi tetapi secara cashflow juga negatif.

“Kerugian terbesar sebetulnya adalah WSBK. Bukan dari MotoGP. MotoGP dia bisa melakukan biaya operasionalnya tertutup tetapi yang WSBK ini memunculkan kerugian,” jelasnya.

Sehingga apa yang akan dilakukan adalah renogosiasi untuk menghilangankan WSBK sehingga tidak muncul biaya dalam penyelenggaraan WSBK.

Dengan tidak adanya WSBK maka kerugian akan menurun 100 miliar. “Tahun ini akan kita lakukan untuk negosiasi untuk membuang WSBK,” bebernya.

Sementara untuk MotoGP akan dilihat berapa negatifnya dari sponsorship dan juga dari hosting fee-nya. “Kita sudah menghitung sekitar Rp 50 miliar,” jelasnya.

Baca Juga :  ASN Diminta Tingkatkan Komunikasi

Menanggapi pernyataan InJourney ini, Gubernur NTB Zulkieflimansyah sangat kecewa.

Dalam keterangan resminya ia menegaskan bahwa sebagai entitas bisnis, keputusan menghapuskan WSBK ini bisa dimengerti. Tetapi sebagai Holding BUMN pariwisata, Gubernur menilai InJourney memiliki kekeliruan yang mendasar sekali.

“InJourney dan ITDC tidak mampu dan gagal menangkap pesan khusus Presiden Jokowi ketika menghadirkan Sirkuit Mandalika dengan WSBK dan MotoGP-nya. Alih-alih ingin menambah kegiatan dan atraksi motor di Sirkuit Mandalika, ini malah mengurangi. Weleh-weleh. Ampun deh,” jelasnya.

Gubernur sendiri membayangkan alangkah hebatnya kalau WSBK, MotoGP, MXGP, Enduro dan lain-lain semuanya diselenggarakan di Mandalika oleh InJourney untuk menajamkan positioning NTB sebagai sport tourism sebagaimana dicanangkan oleh Presiden Jokowi.

“Kita butuh gagasan dan ide baru untuk menciptakan satu destinasi pariwisata baru beyond Bali. Awal-awal penyelenggaraan sport event jarang yang langsung untung. Hampir dipastikan rugi semua karena sponsor masih terbatas dan mereka semua juga wait and see untuk bantu. Tetapi sebagaimana ditegaskan dari awal oleh Pak Jokowi, penyelenggara boleh saja rugi tapi sigma atau dampak keseluruhan terhadap ekonomi ini yang harus dipertimbangkan dan dijadikan acuan. Dan dari dua penyelenggaraan WSBK dan MotoGP, sigmanya sangat positif. Kajian BPS dan berbagai lembaga sudah menyimpulkan dan mengemukakan fakta itu,” tegasnya.

Karenanya, ketimbang latah ingin menghapuskan WSBK, Gubernur mengajak InJourney, ITDC, MGPA bekerja lebih serius sedikit.

“Gimana mau benar ngurus WSBK, wong teman-teman di InJourney dan ITDC masih banyak yang nggak familiar dengan WSBK. Teman-teman tak boleh lagi melaksanakan kegiatan semata karena kewajiban tetapi mesti melaksanakannya dengan sepenuh cinta dan ada passionnya,” tegas Gubernur.

Baca Juga :  Dua Orang Meninggal, 16 Orang Kasus Baru Positif Covid-19

Untuk itu, ketimbang menghapus WSBK mari dievaluasi dari sekarang masalahnya apa, kenapa sponsor tidak mau mendukung, bikin tim yang lebih agresif. Kemudian melaksanakan event karena passion, bukan karena semata kewajiban dan memaknainya jadi beban.

Berkaca dengan balap motocross tingkat dunia yakni MXGP yang sukses digelar Pemda NTB dengan keterbatasan yang lebih parah.

Tetapi karena passion dan keinginan yang sangat besar untuk memajukan sport tourism di Mandalika dan NTB semua kendala sedikit demi sedikit bisa teratasi. Kepahitan-kepahitan dan kerugian jadi pil pahit yang ditelan dan mampu menyembuhkan banyak hal.

“Kalau pemda seperti kami dengan segala keterbatasan bisa melaksanakan 2 seri MXGP, InJourney dengan segala instrumen dan jaringan BUMN mestinya lebih bisa. BUMN-BUMN besar kita masih banyak yang melakukan promosi-promosi nggak efisien dan salah sasaran. Tinggal dibelokkan ke penyelenggaraan event di Mandalika. Saya kira InJourney akan bisa untung atau minimal tidak rugi,” jelasnya.

Gubernur percaya, kalau ada keinginan pasti akan ada jalan. Pasti bisa.
Kalau tidak ada kemauan, maka semua kemudian jadi susah.

“Kalau memang InJourney nggak sanggup, diserahkan saja pengelolaan Sirkuit Mandalika itu pada Kami Pemda NTB. Insyaallah jangankan WSBK dan MotoGP, yang lain pun banyak yang bisa kami lakukan dengan sirkuit yang luar biasa ini,” pungkas Gubernur. (RL)