Kebocoran IPAL Gili akan Ganggu Masa High Season

ILUSTRASI: Ilustrasi seorang wisatawan menutup hidung saat melintas di dekat IPAL Gili Trawangan yang bocor.

TANJUNG – Pemerintah Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara (KLU) angkat bicara terkait persoalan limbah dari properti pariwisata dan rumah tangga yang meluber dan terbuang ke laut di Gili Trawangan.

Kepala Desa Gili Indah, Wardana, menyampaikan bahwa pihaknya cukup resah dengan limbah yang berasal dari instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang dibangun oleh Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) NTB pada tahun 2017 itu.

Pasalnya, air limbah tersebut telah meluber dan terbuang ke laut sejak awal Mei 2025. Dampaknya sangat mengganggu, baik bagi warga maupun wisatawan, karena menimbulkan bau tidak sedap. Selain itu, tentu berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan. “Sangat terganggu, makanya harus segera diperbaiki,” ucapnya, Senin (26/5).

Mengingat pengelolaan IPAL kini berada di Dinas PUPR dan Kawasan Permukiman KLU, menurut Wardana, pihak desa tidak dapat berbuat banyak. Terlebih, persoalan ini disebabkan oleh mesin IPAL yang tidak berfungsi, sehingga limbah meluap. Jika terus dibiarkan, lanjutnya, bukan hanya bau yang ditimbulkan, tetapi juga dapat berdampak pada kesehatan masyarakat maupun wisatawan. “Kalau bisa itu disedot dulu karena tampungannya sudah penuh,” pintanya.

Baca Juga :  Tak Libatkan Wabup, Mutasi Dinilai Sarat Kepentingan Politik

Ia mengatakan, sejauh ini tim dari Dinas PUPR dan Kawasan Permukiman KLU memang sudah turun ke lokasi. Namun, belum ada tindakan nyata untuk mencegah agar limbah tidak terus-menerus meluber dan mengalir langsung ke laut. “Bahaya kalau dibiarkan lama seperti itu, karena setiap hari limbah hotel dan rumah warga masuk ke situ. Kalau tidak diolah, maka tetap akan meluap ke permukaan,” katanya.

Wardana menambahkan, saat ini sudah memasuki masa high season atau kunjungan wisatawan tinggi. Jika tidak segera ditangani, ia khawatir persoalan limbah ini akan memengaruhi angka kunjungan wisatawan ke Gili Trawangan.

Baca Juga :  Tiga Nama Calon Sekda KLU Dikirim ke Gubernur

Sebelumnya, Kepala Dinas PUPR dan Permukiman KLU, Kahar Rizal, menyampaikan IPAL memang mengalami kerusakan, terutama pada bagian mesin. Kerusakan itulah yang secara perlahan menyebabkan air limbah meluap dan terbuang ke laut.

Pihaknya pun hingga saat ini belum dapat mengatasi luberan air limbah. Untuk perbaikannya membutuhkan biaya yang cukup besar. Upaya lain yang sempat dicoba untuk mengatasi permasalahan ini, kata Kahar, adalah dengan memasang mesin penyedot pada tampungan IPAL. Namun, upaya tersebut juga tidak berhasil.

Oleh karena itu, lanjut Kahar, pihaknya telah berkoordinasi dengan BPPW untuk penanganan limbah. BPPW, kata dia, akan turun tangan. Nantinya, akan ada anggaran APBN yang digelontorkan kembali ke Gili Trawangan guna mengatasi persoalan limbah tersebut. “Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak lama akan ada penanganan dari BPPW,” pungkasnya. (der)