Kasus Orangtua Murid Aniaya Guru, Masyarakat Diminta Jadikan Pelajaran

Ilustrasi penganiayaan
Ilustrasi

MATARAM — Pelaku penganiayaan terhadap guru honor di SDN 4 Rarang Kecamatan Terara Lombok Timur (Lotim) resmi ditahan pihak kepolisian, Selasa kemarin(20/2). Penahanan tersebut karena sejumlah bukti yang memberatkan pelaku.

BACA: Penganiaya Guru Honorer di Lombok Timur Akhirnya Ditahan Polisi

“Kami harap semua pihak agar menjdikan peristiwa ini sebagai pelajaran bersama agar kedepan tidak ada lagi oknum yang bertindak semaunya,” kata Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) NTB, H. Ali Rahim, Rabu kemarin (21/2). ( (Proses hukum yang dijalankan pihak kepolisian disebutnya sangat tepat. Namun terlepas dari proses hukum yang ada, penganiayaan harus tetap dituntut, terlebih yang dianiaya adalah guru.

Pihaknya mengaku sangat berterima kasih terhadap pihak Aparat Penegak Hukum (APH) yang sigap menangani kasus ini. Pelaku penganiayaan disebutnya sepantasnya mendapat hukuman.

Baca Juga :  Empat Profesor Bersaing di Pemilihan Rektor UIN Mataram

Menurutnya, tidak ada kata damai yang harus dilontarkan lalu diamini dalam kasus yang dianggap sudah keterlaluan tersebut. Baginya, marwah dan martabat guru adalah harga mati yang harus tetap dijaga bersama.

“Kami tetap akan kawal kasus ini, hingga benar-benar ditahan. Peristiwa ini sangat berkaitan dengan martabat seorang guru,” lanjutnya. ( (katanya, guru merupakan orangtua pertama di lembaga pendidikan bagi seluruh peserta didik. Praktis, guru harus dihormati. Namun belakangan, masyarakat seakan semakin tidak faham dengan fungsi guru itu sendiri.

Terpisah, anggota Dewan Pendidikan Lotim, Mastur Sonsaka mengungkapkan, belakangan memang kerap kali terjadi kasus-kasus pemukulan terhadap guru di Indonesia. Bahkan kasus-kasusnya terbilang cukup memprihatinkan. Begitu juga dengan kejadian di Lotim beberapa waktu lalu. Namun dalam kasus-kasus kekerasan yang menimpa guru, ia mengkhawatirkan respon guru di masa dating. “Masalahnya guru kita belakangan ini, selalu saja menjadi korban keganasan oknum yang tidak tahu diri, hanya gara-gara hal yang sepele,” ucapnya.

Baca Juga :  Rektor Unram Dituding Peralat Mahasiswa

Jika sudah demikian sambungnya, para guru sudah mulai tidak ada yang berminat bahkan tidak mau mengajar. Dalam kondisi seperti itu, ia memastikan generasi muda akan kehilangan penuntun terhadap masa depan mereka. “Dengan kejadian ini, justru yang saya khawatirkan psikologis guru kita. Karena selalu jadi korban,” tutupnya. (cr-rie)

Komentar Anda