Kasus Gagal Ginjal Diprediksi Naik 10 Persen Setiap Tahun

ANTREAN PASIEN: Tampak antrean pasien yang sedang berobat di Poliklinik RSUD Provinsi NTB. (RATNA/RADAR LOMBOK)

MATARAM — Kasus gagal ginjal di Provinsi NTB diperkirakan akan meningkat sebesar 10 persen setiap tahunnya. Perkiraan itu disampaikan langsung Direktur Utama RSUD Provinsi NTB, dr. H Lalu Herman Mahaputra. “Prediksi kita. Tapi nanti kita melihat setelah dilakukan cuci darah. Kan kalau membaik, tidak naik,” kata dr Jack, sapaan akrab Dirut RSUD NTB ini, kemarin.

Meski begitu, lanjut dr Jack, perlu dilakukan pemantauan perkembangan kasus ini melalui hasil pemeriksaan darah. Dimana sejauh ini RSUP NTB sudah merawat sekitar 20 pasien gagal ginjal secara intensif. Pasien-pasien ini memiliki rentang usia yang sangat bervariasi, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. “Yang 20 pasien ini campur, itu yang dirawat,” ujarnya.

Disampaikan, bahwa kasus gagal ginjal pada orang dewasa telah lama terjadi di NTB. Gagal ginjal pada orang dewasa umumnya disebabkan oleh komplikasi diabetes, yang biasanya terjadi pada mereka yang berusia 50 tahun ke atas. Namun kini gagal ginjal juga menyerang usia anak-anak. “Memang betul ada anak-anak,” tuturnya.

Baca Juga :  Usai Cecar 12 Saksi, KPK Cek Gedung TES Hari Ini

Lebih lanjut disampaikan dr Jack, penyakit gagal ginjal pada anak-anak merupakan fenomena yang relatif baru di NTB. Faktor penyebabnya dapat bervariasi, termasuk infeksi dan kondisi bawaan. Namun ditekankan, meskipun makanan manis dapat berkontribusi pada masalah kesehatan ginjal, peranannya sebagai penyebab gagal ginjal pada anak-anak sangat kecil. “Kalau terbatas tidak akan menimbulkan gagal ginja. Kalau berlebihan itu bisa menyebabkan gagal ginjal, tapi itu butuh pemeriksaan bidang lainnya,” terangnya.

Untuk mengatasi masalah ini, RSUD NTB bekerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Mataram, guna meningkatkan kesadaran masyarakat. Utamanya untuk memberikan edukasi mengenai pencegahan gagal ginjal, termasuk pentingnya memeriksa kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari.

Berikut memberikan informasi kepada masyarakat mengenai bahaya bahan tambahan berbahaya seperti boraks dalam makanan. Edukasi ini penting untuk mencegah risiko gagal ginjal dan memastikan kesehatan yang lebih baik bagi semua. “Seperti makanan yang mengandung boraks dan sebagainya, jadi perlu ditertibkan,” ujarnya.

Sementara Ketua Pengurus Wilayah Ikatan Perawat Dialisis Indonesia (IPDI) NTB, Baiq Reny Ermayuningsih membenarkan jumlah kasus penyakit ginjal terus meningkat setiap tahunnya. Data RSUD NTB mencatat adanya peningkatan kasus sebesar 10 persen per tahun, dengan 25 hingga 45 kasus baru setiap bulannya.

Baca Juga :  Balai TNGR Blacklist 53 Pendaki

“Salah satu faktor yang menyebabkan maraknya kasus gagal ginjal pada anak-anak, adalah gaya hidup yang tidak sehat, terutama pola makan dan minuman. Saat ini, banyak makanan dan minuman yang dikonsumsi anak-anak mengandung zat pewarna dan zat kimia lainnya. Sementara asupan air putih mereka sangat kurang,” jelasnya.

Baiq Reny juga menekankan bahwa bagi pasien yang sudah terdiagnosis gagal ginjal, tidak perlu takut untuk menjalani perawatan. Penanganan bagi pasien cuci darah bukan hal yang menakutkan seperti yang dibayangkan banyak orang. Ini adalah prosedur yang rutin dilakukan oleh pasien dengan gagal ginjal tahap 5.

“Silahkan datang berkonsultasi ke semua layanan yang ada dialisisnya. Semakin masyarakat ini sadar untuk memeriksa sejak dini kesehatannya, maka semakin bisa dicegah untuk ke tahap gagal ginjal di tahap akhir,” ungkapnya. (rat)

Komentar Anda