Kasus Dosen Diduga Penyuka Sesama Jenis Didalami

MATARAM – Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda NTB masih mengulik dugaan pelecehan seksual sesama jenis dengan terlapor oknum dosen inisial LRR (28).
“On proses,” singkat Kasubdit IV Ditreskrimum Polda NTB, AKBP Ni Made Pujawati menjawab Radar Lombok, Jumat (24/1).

Pujawati tidak merinci kasus yang ditangani tersebut sudah pada tahap penyidikan atau masih bergelut pada penyelidikan. Begitu juga disampaikan pendamping korban, Joko Jumadi. Ia mengaku belum mendapatkan informasi terbaru proses penanganan yang dilakukan Ditreskrimum Polda NTB. “Untuk naik penyidikannya, belum saya monitor,” katanya.

Informasi terakhir yang didapatkan, saat ini Polda NTB menunggu hasil pemeriksaan psikologis korban dan pelaku. Sejumlah korban telah dimintai keterangan. Sekitar 5 orang. “(Pemeriksaan 5 korban) Tahap penyelidikan,” sebutnya.

Baca Juga :  1 Kg Ganja Beserta Tanamannya Diamankan di Mataram

Ia meyakini kasus dugaan pelecehan seksual sesama jenis tersebut berpeluang besar akan menetapkan tersangka nantinya. “Kalau peluang, cukup besar untuk naik penyidikan dan penetapan tersangka,” ujarnya.
Dalam kasus ini, penyidik telah memeriksa LRR Selasa (7/1).

Sebelum LRR sebagai terlapor dimintai klarifikasi, penyidik telah mengklarifikasi sejumlah saksi lainnya. Salah satunya pelapor yang menjadi korban. “Iya, dimintai klarifikasi,” kata Direktur Ditreskrimum Polda NTB Kombes Pol Syarif Hidayat.

Baca Juga :  Sabu 7 Kg Dikirim dari Malaysia, Tiga Kurir Ditangkap

Selain memintai klarifikasi terhadap saksi, penyidik juga melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di wilayah Gunungsari. Sebelumnya, Joko Jumadi mengatakan, korban dugaan tindak pidana pelecehan sesama jenis ini disinyalir mencapai belasan orang. “Dugaan saya sih di atas 15-an orang (korban),” katanya beberapa waktu lalu.

Terduga menjadi dosen di beberapa perguruan tinggi di Mataram, baik swasta maupun negeri. Korban rata-rata dari kalangan mahasiswa. Bahkan ada juga yang sudah tidak lagi menjadi mahasiswa.

Dikatakan, dari jumlah korban yang didapati, belum ada yang sampai disodomi. Hanya baru memegang kelamin korban, dioral menggunakan tangan. (sid)