Kasus Covid-19 Naik Lagi di Mataram

I Nyoman Siwandiasa (ALI MA’SHUM/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Warga Kota Mataram kembali diingatkan untuk tetap waspada akan penularan kembali Covid-19. Tidak hanya itu, munculnya Covid-19 Omicron XBB juga menjadi ancaman baru agar meningkatkan kewaspadaan. Sebab, beberapa hari ini terakhir ini tren peningkatan kasus Covid-19 naik lagi di Kota Mataram. ‘’Kita harus lebih waspada lagi dengan peningkatan kasus beberapa hari terakhir,’’ ujar Kepala Dinas Komunikasi dan Informatik (Diskominfo) Kota Mataram, I Nyoman Suwandiasa, Rabu (26/10).

Nyoman menyebut, ada peningkatan kasus Covid-19 di Kota Mataram berdasarkan data yang dirilis Dinas Kesehatan Provinsi NTB. Mulai hari Minggu (23/10), terdapat ada tambahan 3 kasus Covid-19 di Kota Mataram. Kemudian hari Senin (24/10) tambahannya meningkat menjadi 8 kasus, dan hari Rabu (26/10) dengan tambahan 2 kasus. ‘’Kalau tentang peningkatan kasus ini, barangkali istilahnya fase yang normal saja. Masih belum menghawatirkan,’’ katanya.

Kendati demikian, peningkatan ini tentunya harus diwaspadai. Munculnya kasus harus menjadi warning bersama bahwa pandemi covid-19 memang belum berakhir. ‘’Karena ada kesan bahwa covid sudah tidak ada. Ini membuktikan covid masih ada di sekeliling kita dan harus membutuhkan kewaspadaan bersama,’’ imbuhnya.

Peningkatan beberapa hari terakhir, kata dia, tidak ada hubungannya dengan kasus Covid-19 varian XBB yang sudah terdeteksi di Indonesia. Yaitu dari salah satu perempuan asal Surabaya yang disebut positif setelah bepergian ke Lombok. Namun setelah diklarifikasi lebih lanjut, ternyata tidak bepergian ke Lombok melainkan daerah lainnya di luar NTB. ‘’Itu penjelasan dari Kadis Kesehatan Provinsi setelah dilihat rekam perjalanan yang bersangkutan. Itu bukan setelah bepergian dari Pulau Lombok,’’ ungkapnya.

Kasus yang ada juga dipastikannya sudah ditangani dengan baik. Karena dianggap masih normal, satgas penaganan Covid-19 Kota Mataram belum akan melakukan rapat koordinasi untuk penanganan lebih lanjut. ‘’Tapi yang jelas ini akan menjadi catatan bagi satgas untuk melakukan langkah antisipatif. Saya yakin ini akan dievaluasi tren kasus yang mulai meningkat,’’ jelasnya.

Saat ini, masyarakat cukup banyak terkena penyakit pilek dan batuk. Keluhannya juga susah menelan hingga hilang penciuman. Keluhan ini mirip dengan ciri-ciri atau gejala yang dirasakan pasien Covid-19. Sementara warga menganggap sakitnya ini karena perubahan cuaca. ‘’Persoalannya ini kan semua gejala ringan. Tidak seperti dulu waktu Covid-10 varian Delta. Kita ketahui bersama gejalanya ini hampir sama dengan flu, batuk dan radang tenggorokan biasa. Ini yang kadang-kadang mengaburkan dengan penyakit lain,’’ katanya.

Karena itu, Nyoman memastikan, belum ada kasus Covid-19 varian XBB di Kota Mataram maupun NTB. Dia mengklaim peningkatan kasus Covid-19 karena Kota Mataram paling rajin melaksanakan tracing, treking dan testing dibandingkan daerah lainnya. ‘’Harapan kita jangan sampai ada, kita ini paling rajing tracing dan treking itu. Patut diingat juga Kota Mataram pusat kesehatan dan menjadi rujukan pertama di NTB,’’ pungkas dia.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, dr H Usman Hadi meminta agar masyarakat tetap waspada dan memperkuat protokol kesehatan (prokes). Terutama penggunaan atau pemakaian masker yang harus dijaga masyarakat agar ditingkatkan lagi, baik ketika berada di dalam maupun di luar ruangan. Penggunaan protokol kesehatan lainnya juga harus digalakkan lagi untuk menjaga dan melindungi diri dari serangan virus. ‘’Prokes itu intinya,’’ katanya. (gal)

Komentar Anda