Kasus Bapak Gauli Tiga Anak Harus Dikawal

GIRI MENANG – Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Lombok Barat meminta Polres Lombok Barat serus menangani kasus kekerasan seksual yang dilakukan oleh seorang bapak terhadap tiga anak kandungnya yang terjadi di wilayah hukum Polres Lombok Barat belum lama ini. Berdasarkan informasi yang ada, pelaku tidak ditahan lantaran menderita penyakit tertentu.

Penegasan ini disampaikan oleh Ketua P2TP2A Lombok Barat AAN Putra Suryanatha saat berlangsung diskusi publik RUU Perlindungan Anak di Giri Menang, Sabtu (4/6). “ Kami akan kawal terus kasus ini,” ungkap AAN saat menjadi salah satu narasumber diskusi.

Pada kesempatan ini AAN tidak menyebut di desa mana kasus ini terjadi dengan alasan tertentu. Dijelaskan, pelaku adalah seorang bapak yang mempunyai 5 anak. Istrinya bertahun-tahun menjadi TKW (Tenaga Kerja Wanita) di luar negeri. Jauh dari istri membuat pelaku “haus”. Ia menggauli tiga anaknya masing-masing anak pertama, kedua, dan anak keempat. Parahnya lagi, sang bapak melakukan perbuatan bejatnya berkali-kali. “ Kasus ini terungkap saat anak ketiga melihat bapaknya begituan. Dia shok,” ungkap AAN.

Baca Juga :  Perkosa Siswa di Pantai Cemara, UD Ditangkap

P2TP2A pernah membedah kasus ini. Kasus juga sudah masuk penanganan Unit PPA Polres Lombok Barat. Kata AAN, pelaku tidak ditahan lantaran menderita penyakit saraf. “ Yang penting jangan sampai dia hilang saat di persidangan,” harapnya.

Pada kesempatan ini disampaikan bahwa P2TP2A aktif melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan perlindungan perempuan dan anak. Ia juga sempat menyampaikan data kasus kekerasan terhadap anak di Lombok Barat dalam beberapa tahun terakhir. Diantaranya seluruh kasus kekerasan, yang dominan adalah kekerasan seksual. Korbannya juga adalah orang-orang terdekat yang tidak pernah disangka-sangka menjadi pelaku. Perlu ada perhatian bersama untuk menekan kasus kekerasan terhadap anak. Meski dari data Pemkab Lombok Barat jumlah kasus turun secara perlahan-lahan.

Baca Juga :  Gubernur Minta Pelaku Kekerasan Seksual Dihukum Seumur Hidup

Dalam melakukan agenda-agenda yang ada, P2TP2A terkendala oleh anggaran. Untuk kegiatan-kegiatan pendampingan dan lain-lain, anggaran tahun ini hanya Rp 25 juta. Soal ini, diharapkan anggota DPRD Lombok Barat bisa menaikkan anggaran pada tahun depan.

Pada waktu yang bersamaan, Ketua Komisi IV DPRD Lombok Barat Munawir Haris mengatakan, soal anggaran, dewan sangat beromitmen. Yang penting instansi terkait jelas kinerjanya. “ Kenapa sedikit anggarannya? Bukan kami yang mencoret, tapi Bappeda, silahkan nanti bapak bicara sama Bappeda,” ungkap Munawir.(git)

Komentar Anda