Menjadi guru Taman Kanak-Kanak (TK) bukan profesi ringan. Berbeda dengan guru di jenjang sekolah yang lebih tinggi, guru TK menghadapi anak-anak usia di di bawah lima tahun.
Desy Hariani adalah salah satu guru TK di Kota Mataram. Ia memilih profesi sebagai guru TK sejak masih duduk di bangku kuliah. Menurutnya, usia TK merupakan usia emas anak yang menjadi peletak dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. Oleh karena guru TK harus memiliki bekal cinta, kesabaran, kasih sayang serta juga keilmuan yang mumpuni. Demikian disampaikannya saat ditemui kemarin. “Menjadi guru TK itu wajib menjalaninya dengan rasa cinta pada anak. Sebab yang dihadapinya sehari-hari adalah anak-anak dengan segala tingkah laku dan karakter anak-anak yang dimiliki. Tanpa rasa cinta, seorang guru TK tidak akan pernah berhasil menjalani profesinya. Apalagi jika tujuannya menjadi guru TK adalah kaya-raya atau hidup mewah, jelas guru tersebut sudah tersesat,” katanya.
Seorang guru TK juga harus memiliki kesabaran lebih sebab yang dihadapinya adalah anak-anak kecil dengan berbagai tingkah. Ada yang masih suka ngambek, ada yang masih rewel, penakut, namun ada yang berani, dan kadang nakal. Semua karakter anak tersebut harus dibimbing dengan pendekatan khusus. Tidak bisa mereka diperlakukan seperti anak remaja atau dewasa.
Desy terus menyalurkan ilmu yang telah ia dapat di bangku kuliah. Berbagai cara dilakukan untuk terus memberikan semangat kepada anak didiknya. “Semakin rendah usia anak didik, semakin sulit untuk mendidiknya. Disinilah pentingnya guru TK yang profesional agar tumbuh kembang anak dapat berkembang sebagaimana adanya,” pungkasnya.(dir)