SELONG – Penyelidikan kasus dugaan investasi bodong PT Losinta Group terus didalami Satreskrim Polres Lombok Timur. Terbaru pihak kepolisian memeriksa 20 karyawan perusahaan ini secara maraton.Pemeriksaan terhadap puluhan karyawan PT Losinta ini berlangsung sejak beberapa hari lalu. Pemeriksaan para saksi ini masih akan terus berlanjut. Kasus investasi bodong ini melibatkan banyak pihak. Terutama para nasabah yang menjadi korban dengan jumlah ribuan orang. Sebagian besar berasal dari luar NTB.”Berkaitan dengan penanganan kasus ini untuk sementara kita masih fokus pemeriksaan para saksi. Dan kita kembali melakukan pemeriksaan terhadap 20 orang saksi yang merupakan karyawan PT Losinta,” kata Kasatreskrim Polres Lombok Timur IPTU Muh. Fajri kemarin.
Sebagian besar saksi yang diperiksa adalah admin perusahaan. Pemeriksaan dipastikan akan terus berlanjut.”Masih banyak saksi yang harus kita periksa,” terangnya.
Berkaitan dengan pemeriksaan orang yang paling bertanggung jawab dalam kasus ini yaitu direktur utama inisial PJ dan istrinya, M alias Atin, diakui telah diagendakan. Polisi sebelumnya telah melayangkan surat pemanggilan terhadap kedua orang tersebut, tapi keduanya belum memenuhi panggilan penyidik.”Semuanya akan kita periksa. Untuk direkturnya kita akan cek dulu kapan akan diperiksa.
Sementara itu Direktur Utama PT Losinta PJ termasuk istrinya Atin menghilang sejak kasus ini mengemuka. Keberadaan keduanya belum diketahui. Informasi yang didapat koran ini, PJ diketahui berasal dari Lombok Tengah. Sedangkan istrinya Atin berasal dari Selong. Kabar yang beredar kedua pasangan suami istri sebelumnya telah dijebloskan ke penjara dalam kasus serupa di Kalimantan. Keduanya berstatus tahanan kota.
Diketahui modus investasi bodong yang dijalani PT Losinta ialah dengan menjanjikan nasabah keuntungan berlipat dari nilai modal yang disertakan di usaha yang dijalankan oleh PT Losinta. Kerugian mulai dari ratusan ribu, puluhan juta dan ratusan juta per orang. Para nasabah yang telah ikut berinvestasi mencapai puluhan ribu. Sebagian besar dari luar NTB seperti Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan beberapa provinsi lainnya di Indonesia. Total nominal uang para nasabah yang ditilap ditaksir mencapai puluhan miliar rupiah.(lie)