Kapolres Ancam Tindak Tegas Penimbun Beras di Lombok Timur

Ilustrasi beras
Ilustrasi

SELONG – Kapolres Lombok Timur (Lotim), AKBP M. Eka Fathurrahman, menyampaikan bahwa secara nasional, Kapolri telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pangan, untuk mengantisipasi terjadinya tindakan penyimpangan dan masalah pendistribusian beras. Sehingga kalau sampai terjadi tindakan penimbunan beras, maka Kapolres memastikan pihaknya akan menindak tegas.

“Untuk Lombok Timur sendiri, sejauh ini belum ditemukan adanya penyimpangan beras. Demikian juga tidak terjadi lonjakan harga pangan dan masih stabil,” kata Kapolres, Kamis kemarin (18/1).

Bahkan menurutnya, belum ditemukan adanya indikasi-indikasi penimbunan yang dilakukan oleh para oknum nakal. ”Masih aman sampai saat ini, dan kita akan terus pantau,” tegas Eka.

Baca Juga :  Sunarpi Promosi Rumput Laut NTB di Forum Ilmuwan Asia Pasifik

Diakui, di Lotim sendiri pernah dilakukan penindakan terhadap oknum tertentu yang dilakukan oleh Bareskrim Mabes Polri. Dimana pada saat itu terjadi lonjakan harga yang cukup signifikan terhadap harga cabai. ”Tapi kalau sekarang, Alhamdulillah harga-harga kebutuhan masih stabil. Kalaupun sampai ada penimbun Sembako, maka kalau kita temukan akan kita tindak tegas,” tandasnya.

Sementara itu, Sub Divre Bulog Lotim juga terus berupaya untk menekan kenaikan harga beras yang terjadi sejak beberapa waktu terakhir ini. Salah satunya dengan melakukan operasi pasar (OP).

Kegiatan OP di sejumlah tempat ini, salah satunya di Pasar Pancor, pihak Bulog menggelontorkan sekitar 6 ton beras jenis medium yang sudah di kemas 5 kg. Namun sebagian besar para pembelinya adalah para pedagang beras yang ada di pasar tersebut. “Disini kita jual 6 ton beras jenis medium,” kata Kepala Sub Divre Bulog Lotim, Slamet Hariyanto.

Dari 6 ton beras yang dijual itu, perkilogramnya Bulog menjual dengan harga Rp 9200. Harga ini jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan harga beras di pasaran, dimana untuk jenis beras serupa perkilogramnya sampai Rp 10 ribu. “Tujuannya kita melakukan OP untuk menstabilkan harga,” harapnya.

Disampaikan, OP sudah berlangsung sekitar seminggu yang lalu, dan itu menyebar di sejumlah pasar di Lotim. Selain di Pasar Pancor, kegiatan serupa juga dilakukan di Pasar Aikmel. ”Kita akan terus gelar OP ini sampai harga beras turun,” ujarnya.

Jika pembelinya adalah masyarakat biasa, perkilonya mereka dikenakan harga Rp 9.200. Namun jika pembelinya adalah pedagang, maka mereka di patok dengan harga Rp 9.000 perkilogram. Nantinya pedagang tersebut menjual kembali di pasar dengan harga Rp 9.200 perkilogram.

“Kalau untuk pedagang memang kita tetapkan harga Rp 9.000. Jadi mereka menjualnya dipasar dengan harga Rp 9.200. Nanti ada petugas yang mengontrol mereka, supaya pedagang tidak mematok keuntungan yang tinggi,” kata dia.

Baca Juga :  BPR Diimbau Minimalisir Risiko Kredit Bermasalah

Selain itu, jumlah pembelian juga dibatasi, terutama untuk para pedagang, yang tidak diperkenankan membeli beras dengan jumlah yang banyak. “Kalau disini jumlah yang bisa dibeli terbatas. Beda kalau beli langsung ke gerainya” bebernya.

Stok beras yang ada di gudang Bulog Lotim sendiri dipastikan sangat mencukupi hingga bulan depan. “Jadi masyarakat Lotim tidak perlu khawatir dengan kebutuhan beras,” pungkasnya. (cr-wan)

Komentar Anda