MATARAM – Sejumlah provinsi tertarik ingin mengambil alih pelaksanaan event Pekan Olahraga Nasional (PON) XXII/2028. Kali ini Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) juga turut melontarkan ketertarikannya lewat media mainstream.
Steatment ketertarikan Kaltim itu diutarakan langsung oleh Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud. Dalam pernyataannya yang dikutip dari media mainstream, la menilai infrastruktur olahraga yang dimiliki Kaltim, khususnya di GOR Kadrie Oening, sudah sangat layak. Fasilitas yang tersedia dinilai cukup representatif untuk mendukung penyelenggaraan event skala nasional.
“Kalau NTT dan NTB tidak siap, Kalimantan Timur siap untuk melaksanakan PON,” ungkap Rudy Mas’ud dalam keterangan persnya.
Sementara itu, Ketua Umum KONI NTB Mori Hanafi menanggapinya dengan santai namun tegas. Mori menyatakan NTB dan NTT sudah secara defakto didaulat sebagai tuan rumah PON 2028 setelah melalui proses panjang.
“Jika Kaltim mengklaim daerahnya sangat siap dan ingin ambil alih PON 2028. Mestinya Gubernur Kaltim datang main dan kroscek kesiapan venue dan akomodasi di NTB. Supaya Kaltim tidak sembarangan ingin ambil alih event PON 2028 dari NTB,” kata Mori.
Mori menjelaskan, pertama terkait dengan venue, NTB sudah 80% siap, selanjutnya akomodasi sudah siap 100%. Kemudian fasilitas kesehatan NTB sudah siap 80%, dan fasilitas transportasi NTB siap 30%. Artinya dari sisi kesiapan akomodasi, NTB justru jauh lebih siap dari Kaltim.
“Kamar hotel kita di NTB jauh lebih banyak dari Kaltim, Jadi tidak benar NTB tidak siap,” bebernya.
Mori juga membantah jika KONI NTB tidak pernah bekerja untuk mempersiapkan PON 2028. KONI NTB sudah mempersiapkan venue pertandingan cabor dan melakukan pendataan akomodasi.
”Kita membantah keraguan pihak yang mengatakan NTB belum siap. Buktinya venue yang kita siapkan sudah disetujui induk cabor di tingkat pusat. Setelah mereka meninjau langsung,” tegasnya.
Lebih lanjut, Mori mengatakan saat ini pihaknya masih menunggu pertemuan dengan gubernur dan wakil gubernur untuk membahas persiapan PON 2028. Karena setelah dihitung ulang, anggaran yang dibutuhkan tidak fantastis. Ini karena NTB sudah memiliki venue yang bisa digunakan.
”Kecuali nanti ada revitalisasi GOR 17 Desember dan pembangunan lapangan tembak. Itu memang membutuhkan anggaran,” katanya.
Mori membantah jika pemerintah pusat tidak mampu membiayai PON seperti yang disampaikan sejumlah pihak. APBN ini maunya ada sandingan. Artinya ada modal dari NTB, seperti venue dan akomodasi yang disiapkan. Jadi kalau pusat menyumbang pembangunan stadion itu wajar saja.
”Intinya sekarang kita siap. Kami tidak mau berangan-angan lagi. Yang menyatakan kami tidak bekerja itu tidak benar,” imbuhnya. (rie)