Kaleidoskop Jejak Kampanye SALAM Menuju Kemenangan Pilkada Mataram

PASLON SALAM: Tampak beberapa momen ketika Paslon Selly-Manan (SALAM) turun lapangan menyambangi warga Kota Mataram. (ist for radarlombok.co.id)

MATARAM-Gerakan pasangan Selly-Manan (SALAM) sepanjang masa kampanye Pikada Kota Mataram, bukan sekadar parade politik penuh kepentingan janji manis semata.

Kaleidoskop atau kilas balik jejak kampanye jago koalisi PDIP – PKS ini juga memberi edukasi dan menginspirasi masyarakat dalam banyak aspek, baik politik, ekonomi, sosial budaya, nilai keberagaman, hingga penegakan protokol kesehatan di masa pandemi.

Sebagai pasangan penantang, SALAM mampu mendobrak “dinding tebal” gagasan usang perkotaan. Membawa gagasan berkah dan cemerlang untuk Kota Mataram yang Madani, SALAM dinilai banyak pihak sudah “memenangkan setengah pertarungan” di masa kampanye. Dan, 9 Desember nanti, SALAM diprediksi kuat akan memenangkan seluruh pertarungan di Pilkada Kota Mataram.

Jilbab Ijo menjadi identitas yang akrab dan melekat untuk Calon Walikota Mataram, Hj Putu Selly Andayani. Ini mulai populer pertama kali saat Selly mengenakan Jilbab Ijo saat menghadiri perayaan HUT Provinsi NTB 17 Desember 2019 silam, saat Selly masih menjabat Kadis Perdagangan Provinsi NTB.

Memutuskan maju di Pilkada Kota Mataram 2020, dan resmi mendaftar ke KPU Mataram bersama pendampingnya, Calon Wakil Walikota, TGH Adbul Manan September 2020, Jilbab Ijo pun menjadi sebutan yang ear catching bagi pasangan nomor urut 2 ini.

Sosial dan Kemasyarakatan

Pasangan SALAM menyadari keberagaman, heterogenitas penduduk di Kota Mataram adalah modal sekaligus tantangan dalam pembangunan Kota Mataram.

Potensi konflik sosial bisa muncul kapan saja jika keberagaman tak dirawat dan dikelola dengan baik melibatkan partisipasi masyarakat. Karena itu, SALAM menginisiasi semakin seringnya pertemuan lintas masyarakat di Kota Mataram.

Calon Walikota Mataram, Hj Putu Selly Andayani mengatakan, pada dasarnya masyarakat Kota Mataram senang guyub, senang bertemu dan bersilaturahmi. Hal ini bisa menjadi perekat keberagaman dan menjadi penguat persatuan.

“Selama turun ke masyarakat, saya bisa rasakan bahwa masyarakat kita ini sebenarnya senang guyub dan berkumpul. Silaturahmi lintas masyarakat ini yang harus terus dipupuk untuk Mataram yang heterogen,” katanya, Kamis (3/12/2020).

Selly mengatakan, untuk mengantisipasi potensi konflik sosial maka SALAM menggagas pembentukan Bale Mediasi di tiap Kelurahan untuk mengantisipasi potensi tersebut. Di mana di dalamnya terlibat unsur aparatur Kelurahan, Babinsa, Babinkamtibmas, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Pemuda di lingkungan setempat.

Selain itu, ketahanan keluarga juga menjadi penting. Sebab menurut Selly, konflik sosial harus dilihat dari aspek yang holistik, tidak semata dipicu karena perbedaan dan keberagaman. Faktor kesenjangan sosial dan ekonomi biasanya menjadi pemicu yang juga harus diperhatikan.

Selly menegaskan, jangan sampai ada lingkungan yang bisnis kulinernya berjalan lancar sementara tetangganya kesulitan pekerjaan dan peluang usaha.

“Penguatan ketahanan keluarga dan pemerataan kesempatan usaha di tiap lingkungan juga menjadi bagian penting. Jika masyarakat guyub dan tidak ada masalah ketimpangan sosial, kami yakin konflik sosial bisa kita hindari,” papar Mantan Penjabat Walikota Mataram Tahun 2015.

Gerakan SALAM dan para relawan sepanjang kampanye, juga mendorong persatuan dalam keberagaman. Pawai lintas budaya di masa pendaftaran ke KPU Mataram, dilanjutkan dengan atraksi budaya melalui flashmob SALAM.

SALAM ingin membuktikan bahwa kepemimpinan mereka di Kota Mataram adalah untuk mengayomi seluruh masyarakat, tak pandang latar belakang agama, etnis, pendidikan dan juga seni budaya.

Tata Kota dan Pemerintahan Efektif

Sepanjang masa kampanye, Selly-Manan dalam blusukannya menemukan masih banyak masalah tata kota di Mataram. Mulai dari pengelolaan sampah, transportasi publik yang mulai usang, penataan kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH), penataan pasar, pengelolaan parkir, hingga potensi sungai yang belum maksimal termanfaatkan.
SALAM menekankan, dengan pola pendekatan konvensional seperti saat ini, maka masalah pengelolaan sampah di Kota Mataram tak akan selesai. Volume produksi sampah selalu saja lebih besar dari kemampuan armada angkut Pemkot Mataram.

Pengelolaan Sampah Terpadu (Osamtu) digagas SALAM sebagai solusi penanganan sampah. Sampah dan kebersihan Kota ini harus diselesaikan dari tingkat Kelurahan. Semua dilibatkan dalam porsi tugas dan tanggungjawab masing-masing. Partisipasi publik juga ditingkatkan.

“Pemerintah tak mungkin bisa bekerja sendirian mengatasi masalah sampah, sehingga harus ada kerja kolektif yang terbangun dari kesadaran bersama,” tandas Selly Andayani.

Pasar sebagai salah satu pusat produksi sampah cukup besar, juga harus direvitalisasi. Termasuk pengelolaan parkir yang hingga saat ini masih terkesan sembrawut dan kurang transparan.

Pemerintahan SALAM ke depan akan membentuk sebuah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang mengelola parkir, pasar dan sampah.

Menurut Selly, BUMD akan digerakan oleh tenaga profesional dan bukan menjadi tempat bagi pejabat yang akan pensiun atau pun para tim sukses Pilkada. “Ciri kota yang maju iu salah satunya punya BUMD. Ini dikelola profesional sehingga PAD bisa maksimal dan tidak ada kebocoran-kebocoran,” tambahnya.

BUMD juga akan memiliki jejaring hingga di Kelurahan dengan BUM Kelurahan (BUMKel). Hal ini akan membuka cukup banyak lapangan kerja dan kesempatan usaha baru di tiap Kelurahan yang ada.

Koordinasi dengan pemerintah Provinsi dan pemerintah pusat, juga akan terus dilakukan SALAM. Sementara di Pemkot Mataram, SALAM akan melakukan reformasi birokrasi untuk efisiensi dan efektifitas kinerja pemerintahan. “Kita akan prioritaskan reformasi birokrasi, OPD yang kurang maksimal bisa digabung dengan yang lain. Pemerintahan yang baik itu ramping. Miskin struktur tapi kaya fungsi,” tegas Selly.

Sistem komunikasi dan keran aspirasi juga akan dibuka SALAM seluas-luasnya untuk publik. Kelak ada ruang dan waktu khusus yang disediakan Walikota dan Wakil Walikota untuk selalu menerima masukan, saran, dan permasalahan masyarakat Kota Mataram.

2 Juta Langkah Penentu Kemenangan

Sementara itu Calon Wakil Walikota Mataram, TGH Abdul Manan menegaskan, konsep visi-misi dan program prioritas SALAM sudah seluruhnya disimulasikan sepanjang masa kampanye.
Inovasi, perhatian, dan motivasi program-program SALAM itu merepresentasikan kepemimpinan SALAM sebagai Walikota dan Wakil Walikota Mataram lima tahun ke depan.

“Itulah SALAM, kegiatannya selama kampanye sangat transparan. Dalam 2 Juta langkah terakhir, SALAM tidak memberikan janji, tetapi langsung bukti,” kata pria yang juga Ketua MUI Kota Mataram ini.

Istilah memilih “Kucing dalam Karung” benar-benar diretas gerakan SALAM. Tampil apa adanya, dan selanjutnya mencerahkan masyarakat pemilih untuk menentukan pilihan yang paling tepat.
Meningkatkan angka survay elektabilitas SALAM tak membuat paslon nomor 2 ini jumawa. Namun terus berusaha meyakinkan masyarakat Kota Mataram, bahwa pemimpin sejati adalah pemimpin yang mau dan bersedia setiap saat berada di tengah masyarakatnya.

“Gaya kepemimpinan Selly-Manan ini apa adanya, mau mendengar, dan selalu jemput bola,” imbuh Manan.

TGH Abdul Manan mengapresiasi kinerja seluruh tim pemenangan, relawan, dan para simpatisan SALAM yang sudah bekerja demi masyarakat dengan cara-cara yang simpatik. Terutama di saat pandemi saat ini, seluruh kegiatan bisa terlaksana sesuai protokol kesehatan. Bahkan SALAM mampu meningkatkan awareness publik tentang protokol kesehatan ini.

Terakhir, Manan mengajak masyarakat Kota Mataram untuk sama-sama mewujudkan Mataram Madani, Berkah dan Cemerlang. “Caranya dengan datang ke TPS 9 Desember nanti, dan tentukan pilihan. Bersama SALAM kita pasti bisa mewujudkan Mataram yang lebih baik,” pungkasnya. (gt)

Komentar Anda