Kalah Lagi, Lindaweni Susul Hendra/Ahsan

RIO DE JANEIRO–Kegagalan wakil tunggal putri, Linda Wenifanetri  di Olimpiade Rio 2016 patut disayangkan. Apalagi,   Linda yang berada di di grup J, Linda tak sekalipun berhasil mengamankan kemenangannya.Setelah laga pertama  kalah dari Vu Thi Trang, Vietnam, Linda pun tak bisa banyak bicara saat bertemu Nozomi Okuhara dari Jepang.

Linda Wenifanetri  pun menjadi juru kunci di klasemen grup J. Linda menderita dua kekalahan, pertama dari Vu Thi Trang (Vietnam), 11-21, 12-21, dan kemudian dari Nozomi Okuhara (Jepang), dengan skor 12-21, 12-21.

Manager tim bulutangkis Rexy Mainaky  menyoroti penampilan Linda. Menurutnya, sebenarnya Linda sudah bermain baik dan banyak kemajuan, tapi sayang spiritnya kuran“Sebetulnya Linda sudah banyak kemajuan dari cara main dan pukulan-pukulannya. Tetapi Linda tidak menujukkan bagaimana spirit seorang olimpian. Mungkin Linda terlalu banyak berpikir mau begini mau begitu di lapangan, tetapi spirit bertandingnya masih kurang. Dia tidak melihatkan bahwa dia bertanding di sebuah event yang dia nanti-nanti selama empat tahun dan sebisa mungkin harus habis-habisan,” tutur Rexy.

Selain Linda, Rexi juta mengevaluasi pasangan harapan emas, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang  dengan mengejutkan harus terempas di babak penyisihan. Hendra/Ahsan gagal merebut dua posisi teratas di grup D setelah dikalahkan Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa (Jepang), dengan skor 17-21, 21-16, 14-21. Di laga kedua, Hendra/Ahsan juga menyerah dari Chai Biao/Hong Wei (Tiongkok), dengan skor 15-21, 17-21.

“Hendra/Ahsan terlalu banyak kalkulasi, ingin seperti ini, seperti itu, seharusnya berpikir kalau saya harus main apa adanya. ini yang bikin pressure ke diri mereka sendiri. Permainan mereka tidak bisa keluar. Kalau bicara beban, semua yang bermain di Olimpiade ini juga punya beban. Pola pikirnya harus diubah. Bermain nothing to lose tetapi tetap fight,” pungkas Rexy.

Sementara itu, perjuangan Praveen Jordan/Debby Susanto di Olimpiade Rio 2016 juga  berakhir sudah. Mereka kalah dari rekannya sesama Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, dengan skor akhir 16-21 dan 11-21.

Meski tak bisa menutupi kekecewaannya, Jordan/Debby mengaku puas bisa menyelesaikan perjalanannya dengan baik. Penampilan Jordan/Debby di Olimpiade kali ini pun patut diacungi jempol. Pelatih ganda campuran, Richard Mainaky memuji penampilan mereka. Richard hanya menyayangkan pertemuan dua wakil Indonesia ini di babak perempat final

“Penampilan sudah sesuai dengan ekspektasi saya. Sayang mereka harus ketemu teman sendiri di babak ini. Jordan/Debby bisa mengatasi ketegangan untuk pertandingan sekelas olimpiade,” kata Richard. Bisa sampai di perempat final Jordan/Debby mengaku bersyukur. Apalagi kekalahannya terjadi usai menghadapi rekannya sendiri. Artinya, satu tiket semifinal ada untuk Indonesia.

“Kami cukup puas dengan penampilan kami. Cuma hari ini harusnya bisa main lebih baik lagi. Permainan tadi banyak kalah di return service yang nggak akurat. Sayang banget mesti ketemu temen sendiri. Tapi positifnya pasti ada satu wakil di semifinal. Olimpiade buat saya bisa jadi pelajaran berharga dan pengalaman saya untuk bisa menghadapi turnamen besar kedepannya,” ungkap Jordan.“Kami sudah coba memberikan permainan terbaik. Tapi memang namanya lawan teman sendiri nggak ada yang gampang. Kami latihan bareng, sama-sama tahu kelebihan dan kekurangan. Dan memang harus saya akui mereka main lebih baik. Memang mereka punya kualitas yang bagus. Terutama Ci Butet (Liliyana Natsir) tadi ngatur irama permainan sangat tenang di depan. Ci Butet hari ini mainnya sangat baik,” jelas Debby. “Ya pasti sedih karena belum bisa bawa medali. Apalagi ini Olimpiade pertama dan terakhir buat saya. Tapi nggak ada penyesalan, karena saya sudah usaha yang terbaik,” ujar Debby lagi. (bam)

Komentar Anda