Kadis Dikbud NTB Klaim Tidak Tahu Honor Fantastis 13 Pendamping Perencana

H Aidy Furqan (ABDI ZAELANI/RADAR LOMBOK)

MATARAM –  Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi NTB telah menunjuk 13 orang pendamping perencana kegiatan proyek Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik jenjang SMA dan SMK tahun 2022, tanpa melalui proses seleksi. Sebanyak 13 pendamping perencana proyek DAK fisik sekolah tahun 2022 tersebut tanpa pernah mengikuti seleksi, tiba –tiba sudah memegang Surat Keputusan (SK) pengangkatan.

Menariknya lagi, honor untuk pendamping perencana sebanyak 13 orang yang direkrut tanpa melalui proses seleksi tersebut cukup fantastis, yakni sebesar Rp 2 miliar. Mereka bekerja selama dua bulan untuk mendapatkan honor sebesar Rp 2 miliar. Sementara yang fasilitator dan pedamping DAK fisik sekolah lainnya sebanyak 96 orang tetap mengikuti seleksi dan tes wawancara dengan anggaran honor sebesar Rp 3 miliar. Sementara 13 orang ini tanpa tes langsung dapat SK dan mendapatkan honor Rp 2 miliar.

Terkait hal tersebut, Kepala Dinas Dikbud Provinsi NTB H Aidy Furqan mengaku jika dirinya tidak mengetahui jika ada 13 orang pendamping perencana DAK fisik sekolah diluluskan tanpa melalui proses seleksi. Begitu juga dengan anggaran honor sebesar Rp 2 miliar yang dibagi untuk 13 orang pendamping perencana, disebut Aidy belum tau secara persis.

“Nanti akan di kroscek ke bidang Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) DAK Fisik sekolah tahun 2022,” kata Aidy Furqan.

Aidy mengatakan angka-angka honor 13 orang pendamping perencana DAK Fisik sekolah sebesar Rp 2 miliar dianggap fantastis. Hanya saja, kemungkinan anggaran sebesar Rp 2 miliar untuk 13 orang pendamping perencana itu tidak hanya untuk honor, tapi ada item – item pekerjaan yang lainnya.

Baca Juga :  STIKes Hamzar Cetak SDM Berkualitas dan Profesional

“Kalau hanya menyebut 13 orang dengan anggaran Rp 2 miliar itu cukup waow,”  ucap Aidy Furqan.

Dikatakannya, terkait dengan hal itu, mesti ada item dan sasarannya berapa orang, serta berapa lama. Apa yang dilakukan tim di Bidang SMA dan SMK sudah diwanti-wanti supaya sesuai dengan peraturan yang berlaku sampai dengan petunjuk teknis (Juknis) yang dikeluarkan. Dalam Juknis yang dikeluarkan itu juga sudah dibahas dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang datang ke kantor Dikbud NTB. Sebanyak 3 orang dari KPK datang ke Dinas Dikbud NTB untuk membahas terkait Juknis pelaksanaan DAK Fisik tahun 2022.

“Saya belum melihat angka yang besar terkait dengan hal tersebut. Selain itu, pemikir dan pengangkut kan beda. Kita ambil contoh pemikir seoranng profesor dengan yang bertugas di laboratorium bukan profesor jelas ada perbedaan honornya. Dan negera yang mengatur jumlahnya tersebut,” jelasnya.

Aidy juga membenarkan jika diri tidak tahu menahu mengenai terkait dengan pendamping perencana DAK Fisik yang anggaran honornya mencapai Rp 2 miliar

“Sampai saat ini belum ada laporan PPK ke saya. Silakan konfirmasi ke PPK,” ucapnya.

Sebelumnya, perekrutan fasilitator dan pendamping perencana yang dilakukan oleh Dikbud NTB terkait DAK SMA, SMK se-NTB diduga syarat permainan. Pasalnya, beberapa nama yang tidak pernah mengikuti seleksi administrasi tiba tiba mendapatkan SK sebanyak 13 orang pendamping perencana.

Baca Juga :  Dikbud NTB Dukung Wacana Kemendikbud Ambil Alih Formasi PPPK Guru

“Ini aneh, kenapa 13 orang ini tidak pernah mengikuti seleksi administrasi dan tes wawancara, namun sudah mempunyai SK,” ungkap salah satu peserta tim fasilitator DAK Dikbud NTB, kepada Radar lombok yang enggan disebut namanya.

Disebutkan, rekrutmen fasilitator /pendamping ini kuatanya untuk jenjang SMA ada 60 orang, jenjang SMK 49 orang. Dengan demikian total pendamping yang direkrut sebanyak 109 orang  dengan anggaran honor Rp 5 miliar. Hanya saja yang tidak wajar, tiba –tiba ada 13 orang tidak pernah mengikuti seleksi diluluskan dan sudah mendapatkan SK . Anehnya lagi, anggaran yang Rp 5 miliar itu dialokasikan sebesar Rp 2 miliar untuk 13 orang yang tidak pernah ikut seleksi, tapi lulus, sementara sebesar Rp 3 miliar untuk honor pendamping sebanyak 96 orang.

“Anggaran 109 tim fasilitator itu sebanyak Rp 5 miliar,  tapi sebesar Rp 2 miliar itu dipishakan hanya untuk honor `13 orang,” sebutnya.

Untuk diketahui, anggaran fasilitator jenjang SMA yang jumlahnya 60 orang sebesar Rp 3 miliar. Selanjutnya fasilitator jenjang SMK itu sebanyak 49 dengan anggaran Rp 2,450 miliar.

“Makanya honor 13 orang itu sebanyak Rp 2 miliar dan mereka bekerja hanya dua bulan saja,” tandasnya. (adi)

Komentar Anda