PRAYA-Puluhan warga Dusun Jago Lauk Desa Jago Kecamatan Praya mendatangi kantor desa setempat, Kamis kemarin (4/1).
Warga memprotes pelantikan Kepala Dusun (Kadus) Jago Lauk Mulatazam secara sepihak oleh kepala desa. Warga menuding pelantikan yang dilakukan pada 29 Desember 2017 itu sarat kepentingan. Karena sebelumnya, nilai tes administrasi Multazam jauh lebih rendah dibandingkan sejumlah calon kadus lainnya. “Kami datang mencari keadilan karena kami tidak mau dipimpin orang dengan latar belakang tidak baik. Kami juga mempertanyakan dasar hukum pelantikan oleh kades, karena ada yang jauh lebih berhak,’’ teriak H Hamkan saat berorasi di halaman Kantor Desa Jago.
Ironisnya lagi, cetusnya, pemdes tidak pernah koordinasi dengan masyarakat terkait pelantikan kadus tersebut. Karenanya, warga mendesak agar kadus tersebut dicopot dari jabatanya. Masyarakat tidak ingin dipimpin kadus yang dilantik kades tersebut. “Dari sekian banyak proses pemilihan kadus. Hanya saat ini yang hancur, sehingga kami meminta agar kadus saat ini diberhentikan. Kalau tidak, maka kami tidak ingin ada kadus di dusun kami,” tegasnya.
Hamkan mengaku, dalam pemilihan kadus biasanya dilakukan tes. Siapa yang memiliki nilai tertinggi dalam tes, maka orang itulah yang berhak menjadi kadus. Seperti yang terjadi di di Dusun Telaga Waru, Dusun Panti dan Dusun Batu Muli. Yang menjadi kadus adalah orang yang memiliki nilai tertinggi dalam tes. ‘’Tapi kenapa di dusun Jago Lauk hal itu tidak diberlakukan. Ini sudah jelas cacat hukum sehingga harus ditindak,” geramnya.
Ditimpali orator lainya Rahman, pelantikan kadus Jago Lauk dilakukan tanpa keinginan masyarakat. Dengan demikian, sudah jelas jika kades tidak berpihak kepada masyarakat. Apalagi, jika alasanya hanya karena rekomendasi dari pemerintah kecamatan yang dijadikan sebagai acuan melantik kadus yang sama sekali tidak pernah diinginkan masyarakat. “Kami sangat menyayangkan apa yang dilakukan pemdes yang tidak mengacu pada perestasi hasil tes para calon kadus itu. Yang jelas sampai kapanpun kami tidak mau dipimpin oleh kadus sekarang ini. Kalau kades tidak mau menggantikan kadus itu, maka kami tidak akan mau mengakuinya sebagai kadus,” jelasnya.
Kata Rahman, warga ogah dipimpin kadus bersangkutan, karena masyarakat sudah mengetahui latar belakangnya. Untuk itu, pihaknya meminta kepada kepala desa agar segera mencopot kadus tersebut. “Apa alasan kades sehingga memilih Multazam sebagai kadus. Padahal ada yang lebih baik dari dia,” tandasnya.