Jumlah Janda di Lombok Tengah Makin Berjibun

DIDI-NURWAHYUDI
Didi Nurwahyudi (M HAERUDDIN/RADAR LOMBOK)

PRAYA – Jumlah perempuan menjanda di Lombok Tengah makin berjibun setiap harinya. Ini menyusul tingginya angka perceraian di daerah itu.

Pengadian Agama Praya mencatat, setidaknya ada lima sampai sepuluh perkara cerai diputuskan. Praktis angka itu menunjukkan jumlah angka perempuan yang menjadi janda di daerah itu. Perkara cerai ini nyaris tak terbendung, selalu ada masyarakat yang mengajukan setiap harinya.

BACA JUGA: Lombok Buka Sejarah MotoGP Indonesia

Menurut Kepala PA Praya, Didi Nurwahyudi, tingginya angka perceraian ini disebabkan beberapa faktor. Salah satu penyebab utamanya adalah faktor ekonomi keluarga. “Angkanya terus meningkat, cuma bagaimana kita bisa melayani mereka dan program unggulan yakni satu hari selesai pemberkasan dan bisa memberikan putusan yang cepat. Karena angka perceraian ini ada saja yang kita  putuskan setiap hari,” ungkap Didi, Selasa (26/2).

Baca Juga :  Janda di Kota Mataram Meningkat, Selingkuh Jadi Pemicu Utama ?

Untuk tahun 2018, lanjut Didi, jumlah perkara yang ditangani mencapai 2500. Dari jumlah itu, ada sekitar 2000 perkara yang diputuskan. Mulai dari waris dan perkara anak dan mayoritas untuk perkara yang diputuskan adalah perceraian. “Per hari bahkan sekitar 20 yang daftar cerai dan yang putus sekitar 5 sampai 10 kasus,” tambahnya.

Didi mengaku, untuk menekan angka perceraian ini disiasati dengan sidang isbat nikah. Tetapi kendalanya banyak masyarakat yang tidak siap sampai tingkat kecamatan. “Kita berharap dengan adanya isbat nikah ini nantinya bisa membuat hubungan rumah tangga bisa menjadi lebih baik dan proses administrasi menjadi lancar. Karena ketidakjelasan bukti pernikahan ini akan mempersulit berbagai persoalan yang ada,” tambahnya.

Baca Juga :  Suami Kabur,Janda Terpaksa Jual Togel untuk Menghidupi Dua Anak

BACA JUGA: Lagi Berduaan, Bandar Sabu Digerebek

Didi menegaskan, banyak perceraian ini juga disebabkan masih belum siapnya mental menjadi orang tua. Terlebih perceraian kebanyakan merupakan orang- orang yang saat menikah masih belum beranjak dewasa. Sehingga sangat rentan untuk terjadinya permasalahan keluarga. “Masalah perceraian ini banyak faktor dan ini terjadi di semua kalangan. Makanya sidang- sidang yang kita lakukan selalu didominasi oleh kasus perceraian. Bahkan yang mendaftar perceraian selalu meningkat dan setiap hari ada saja perkara perceraian yang kita putuskan,” tambahnya. (met)

Komentar Anda