JICA: KSB Masuk Rangking Pertama

JICA: Wabup KSB, Fud Syaifuddin, ST menyerahkan cinderamata kepada perwakilan JICA Indonesia, Rabu (12/4). JICA Indonesia juga meninjau langsung sejumlah lokasi yang akan menjadi proyek penanggulangan banjir di KSB.

TALIWANG—Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) menjadi salah satu daerah teratas, masuk dalam radar survey yang dilakukan Japan Internasional Cooperation Agency (JICA) Indonesia terkait penanggulangan banjir.

Hal itu disampaikan dua perwakilan JICA saat  kunjungan sekaligus melakukan pengumpulan data, terkait kondisi wilayah dan topografi kabupaten pengasil tembaga dan emas ini.

“Kedatangan kami ke KSB ini untuk pengumpulan data dalam rangka penangganan banjir daerah perkotaan. Kami sudah merangking daerah yang paling butuh penanganan. KSB masuk list teratas untuk masalah ini,’’ jelas dua perwakilan JICA Indonesia, Hajime Watanabe dan Mayko Takahashi, Rabu kemarin (12/4).

[postingan number=3 tag=”banjir”]

Masuknya JICA Indonesia ke KSB sebenarnya bukan hal baru. Beberapa tahun lalu, JICA yang merupakan organisasi dananya berasal langsung dari bantuan pemerintah Jepang ini sudah menyelesaikan sejumlah pembangunan infrastruktur di KSB. Salah satunya, akses jalan di wilayah selatan Kabupaten Sumbawa Barat.

Wakil Bupati KSB, Fud Syaifuddin, ST saat menerima rombongan JICA Indonesia, berharap JICA Indonesia bisa membantu Pemda KSB mengatasi bencana banjir hampir setiap tahun terjadi. Wabup juga menjelaskan beberapa hal penting terkait kondisi KSB. KSB termasuk wilayah dengan topografi cukup rendah, sehingga tidak heran, wilayah KSB menjadi langganan banjir setiap tahun.

Baca Juga :  Ratusan Warga Sambelia Dievakuasi

“Kami (pemda) setiap tahun berusaha keras mengatasi banjir. Beberapa kendala besar yang dihadapi saat ini adalah penguatan tebing dan normalisasi sungai Brang Rea. Termasuk pembangunan sistem drainase primer dalam Kota Taliwang,’’ jelasnya.

Pemda KSB sangat berharap, JICA Indonesia bisa membantu pemerintah mengatasi masalah ini. Untuk proyek penangganan banjir KSB, diakuinya membutuhkan dana cukup besar. Karenanya diperlukan dukungan semua pihak untuk menyelesaikan masalah tersebut. ‘’JICA Indonesia kami harap bisa menjawab apa yang dibutuhkan masyarakat KSB saat ini,’’ pintanya.

Pertemuan dengan perwakilan JICA Indonesia ini juga membahas tentang kesiapan dan melihat langsung kondisi infrastruktur yang ada maupun yang belum tersedia. Diakui wabup, topografi KSB sendiri berada dalam wilayah cekung dengan aliran air sungai yang sangat deras dari dua sungai besar, yaitu sungai Brang Rea dan Brang Ene. “Karena kondisinya seperti ini, kita butuh segera dibangun tanggul penahan banjir. Anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp 289 miliar,’’ harapnya.

Pemerintah juga membutuhkan segera dibangunnya bendungan Tiu Suntuk. Bendungan ini nantinya akan mampu mengurangi volume air sekitar 17,5 persen yang masuk ke Kota Taliwang. ‘’Kami juga membutuhkan perbaikan saluran drainase kota. Anggaran yang dibutuhkan itu mencapai Rp 68 miliar lebih. Jika ini disetujui, KSB akan menjadi daerah ke enam di Indonesia yang akan dibantu JICA,’’ paparnya lagi.

Baca Juga :  6 Kabupaten/Kota Berstatus Siaga Darurat Bencana

Sementara itu, Plt. Kadis Pekerjaan Umum, Amar Nurmansyah, ST secara gamblang menjelaskan mengenai kondisi geografis KSB. Menurutnya, wilayah KSB yang berada dalam topografi yang cukup rendah. Meski sebagian besar wilayah perbukitan, setiap tahun tetap menjadi daerah langganan banjir. “Penyebab banjir di KSB bukan dikarenakan kerusakan hutan. Kondisi ini terjadi karena bentangan alamnya yang membuat wilayah KSB menjadi langganan banjir setiap tahun,’’ jelasnya.

Pemda lanjutnya, sudah berupaya untuk mencegah terjadinya bencana banjir ini. Salah satunya dengan menginisiasi pembangunan bendungan Bintang Bano di Kecamatan Brang Rea, yang kemudian kelanjutan pembangunanya diambil alih pemerintah pusat. Termasuk bendungan Tiu Nisung. ‘’Target kami tahun 2017 ini selesai,’’ tambahnya.

Terhadap usulan yang disampaikan Pemda KSB, JICA Indonesia memberikan respons baik. Mereka secara khusus meminta pemerintah untuk menyiapkan data pendukung seperti fisibility studi (FS), dokumen amdal maupun DED. Dokumen itu akan menjadi pendukung dalam rangka merealisasikan program penanggulangan banjir di KSB. JICA Indonesia didampingi komisi III DPRD Sumbawa Barat juga meninjau sejumlah lokasi yang masuk skala prioritas untuk segera ditanggani. (far)

Komentar Anda