Jenazah TKI Lotim, Samiin Dimakamkan

JENAZAH TKI: Peti Jenazah Samiin, TKI yang menjadi korban kapal karam di Malaysia disemayamkan di rumahnya, sebelum dimakamkan di Pemakaman Umum Dusun Menak, Desa Kalijaga Selatan, kemarin (11/11) (GAZALIE/RADAR LOMBOK)

SELONG—Samiin, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Lotim yang merupakan salah satu dari   sekian korban yang tewas dalam tragedi  kapal karam di perairan Batam minggu lalu, jenazahnya telah tiba dikampung halaman, Kamis (10/11), sekitar pukul 08.30 Wita. Selain Samiin, satu jenazah lagi yang telah dipulangkan pada hari yang sama yaitu Baharuddin, TKI asal Desa Moyot, Kecamatan Sakra.

Setelah sehari disemayankan di rumah duka, jenazah Samiin akhirnya dikuburkan di pemakaman umum di Dusun Menak, Kali Jaga Selatan. Proses pemakaman dihadiri keluarga dekat, kedua orang tuanya, dan ratuan warga. Telihat orang tua korban bergitu sangat terpukul melihat anaknya pulang tak bernyawa. “Sekitar dua tahun lebih di Malaysia,” tutur Masnun, ayah Samiin, Jumat kemarin (11/11).

Diceritakan, seminggu sebelum pulang, korban sempat menelpon sang ibu. Saat itu ia memberitau akan pulang beberapa hari lagi. Bahkan saat itu lanjutnya, korban sudah berada di salah satu penampungan di Malaysia, dan segera menyeberang ke Indonesia. “Sambil bercanda, dia minta ibunya untuk jemput di Bandara (BIL) kalau sudah sampai di Lombok,” ujar Samiun lirih.

Dijelaskan, korban ini memiliki satu orang anak.Sementara sang sitri sudah lebih dahulu meninggal ketika korban telah berada di Malaysia sekitar setahun lebih. Kepulangan korban itu karena ingin melihat anaknya, dan setelah itu dia berencana akan kembali lagi ke Malaysia. “Katanya sudah membelikan perhiasan untuk anaknya. Dia pulang cuti,” sebutnya.

Korban sendiri sudah sekitar empat kali merantau sebagai TKI ke Malaysia. Selama itu, ia beberapa kali memilih sebagai TKI melalui jalur illegal (tidak resmi). Termasuk kepergian yang terakhir kali ini.

Selama menggunakan visa pelancong ke Malaysia, sebelumnya korban tidak pernah ada masalah. Apalagi sampai ada musibah. Bahkan dari hasil sebagai TKI ini, korban berhasil membuat dua rumah permanen. “Dua rumah ini adalah hasil dia merantau ke Malaysia,” sebut Samiun.

Korban sendiri memiliki empat saudara, dan merupakan anak pertama. Dia sendiri sama sekali tidak menyangka , jika nasib anaknya akan berujung naas seperti ini. “Saya tidak sangka, anak saya akan kecelakaan kapal. Sebelum pulang, dia sempat bercanda sama ibunya,” urainya.

Hal sama juga dikatakan Nur, ibu angkat korban. Dikatakan, korban pergi ke Malaysia menggunakan jalur tidak resmi. Di Malaysia korban bekerja di ternak ayam di wilayah Johor.  Meski illegal, namun korban terbilang berhasil, karena bisa membuat rumah untuk orang tuanya. “Pulang ini saja sekitar Rp. 6 ribu ringgit uang yang dibawa, dan beberapa barang berharga seperti emas,” akunya.

Beberapa hari sebelumnya, ia sempat di telpon kerabatnya. Saat itu korban memberitau, kalau dia akan menyeberang hari  Selasa dari Malaysia. Setelah itu korban tidak lagi ada komunikasi. Bahkan saat di telpon, nomor hand phone-nya juga tidak aktif. “Hand phone-nya tidak aktif  berarti sudah menyeberang. Perkiraan kita akan sampai ke Indonesia Rabu,” lanjutnya.

Pada hari kejadian, pihak keluarga kembali mencoba menghubungi korban. Namun Hand phone-nya sama sekali tidak bisa dihubungi. Berselang tak lama kemudian, pihak keluarga mendapat infomasi dari televisi terkait adanya kapal TKI yang karam di perairan Batam. Pihak keluarga pun sontak terkejut, dan langsung terlintas rasa khawatir jika korban ikut menumpangi kapal itu.

“Langsung saya hubungi temannya, dikasih tau kalau korban menyeberang. Keluarga pun semakin cemas,” sebutnya.

Pihaknya kemudian terus mencari infomasi dan data–data penumpang yang menjadi korban kapal karam itu, Kepastian kematian korban didapatkan keluarga, setelah membuka data di internet. Ternyata nama korban menjadi salah satu sekian korban yang dinyatakan tewas dalam kejadian itu. “Setelah itu kita dihubungi pihak petugas dari Batam. Kita diminta untuk kirimkan paspor korban,” tutupnya. (lie)

Komentar Anda