Jembatan Kayu Cemare Rusak Karena Truk

PORTAL: Warga memasang portal agar kendaraan truk tidak lewat di jembatan kayu Cemare. (IST/RADAR LOMBOK )

GIRI MENANG – Jembatan kayu Cemare di Dusun Cemare Desa Lembar Selatan Kecamatan Lembar yang selama ini dikeluhkan karena kondisinya rusak mendapat penanganan sementara. Salah satu penyebab kerusakan jembatan ini adalah lalu-lalang kendaraan berat. Beberapa waktu lalu ada kendaraan roda empat yang terperosok. Setelah dilakukan perbaikan sementara, kendaraan truk tidak diperbolehkan melewati jembatan. Portal penghalang kendaraan truk dipasang di pintu masuk jembatan.

Kepala Desa Lembar Selatan H. Beny Basuki menjelaskan, pasca kejadian mobil terperosok minggu lalu, pihaknya bersama warga sudah memberikan penanganan terhadap jembatan sehingga bisa dilewati oleh kendaraan baik mobil maupun sepeda motor. ” Sudah dilakukan penanganan, dan dipasangi portal kendaraan dum truk tidak dibolehkan lewat, ” katanya saat dikonfirmasi Rabu (23/8).

Pihak desa juga sudah melapor ke Dinas PUTR Lombok Barat tentang kondisi jembatan dan meminta agar segera dilakukan perbaikan permanen. Jawaban Dinas PU, akan dilakukan usulan perbaikan jembatan menggunakan dana BTT dengan perkiraan anggaran sekitar Rp 200 jutaan, ”  Pemda akan melakukan perbaikan nanti di APBD Perubahan, ” katanya.

Baca Juga :  Tutup Tahun, Lima Pejabat Eselon II Lobar Dilantik

Beberapa waktu lalu tim Dinas PU turun mengecek kondisi jembatan yang rusak, sehingga di perencanaan APBD Perubahan akan dilakukan perbaikan untuk jangka pendek.

Terpisah Ketua Komisi II DPRD Lobar Abubakar Abdullah menegaskan, pihaknya bersama komisi III sudah juga memanggil OPD terkait. Dewan juga akan segera memanggil Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) untuk mengetahui postur anggaran yang tersedia yang bisa digunakan untuk penanganan darurat itu. “ Ini masuk kategori bencana, yang mengunakan jembatan ini bukan satu atau dua orang saja, tetapi banyak orang termasuk wisatawan,” ujarnya.

Dari rapat dengar pendapat dengan OPD lintas sektor itu, diketahui masih ada sisa anggaran BTT sekitar Rp 3 miliar dari total Rp 7 miliar. Menurut poltisi PKS itu, sesuai perhitungan keperluan perbaikan yang dilakukan Dinas PUPR, dibutuhkan sekitar Rp 200 juta untuk penanganan jangka pendek untuk jembatan itu. Nilai itu dirasa pria asal Gili Gede Sekotong itu tak terlalu besar. “Perlu penanganan darurat jangka pendek ini. Kalau nunggu APBD Perubahan di ketok sama artinya kita nunggu ada korban dulu, ini kita antisipasi supaya itu tak terjadi,” pintanya.

Baca Juga :  Pilkades Hari Ini, Judi Marak

Selama ini ia menilai Pemda selalu lemah dalam mitigasi kebecanaan. Justru lebih seriing mengeluarkan anggaran untuk penanganan setalah bencana terjadi. Padahal dengan memperkuat mitigasi besaran anggaran yang akan keluar jika ada bencana bisa diminimalisir. Sama halnya kata Abubakar dengan mencegah adanya korban jiwa ketika masyarakat melintasi jembatan kayu itu. Terlebih sudah ada kejadian mobil yang masuk lubang di jembatan itu hingga viral dimedia sosial.“Inikan menyangkut nama baik daerah, itu yang tidak dipikirkan pemda,” sarannya.

Nantinya setelah penanganan darurat untuk jembatan kayu itu dilakukan, barulah dibahas untuk penanganan jangka panjangnya. Namun kini yang utama dilakukan dulu penanganan jangka pendeknya. Sebab jembatan itu menjadi kebutuhan mendasar bagi warga dikawasan itu. Vitalnya infrastruktur itu sangat berpengaruh kepada perekonomian masyarakat dan perkembangan kawasan wisata. “Penanganan jangka pendek dulu, bagaimana penangananya hitungan hari dengan potensii yang ada disitu. Sambil kita menyusun perencanaan yang lebih matang dan penganggaran di 2024,” imbuhnya.(ami)