
TANJUNG–Jembatan yang menghubungkan Desa Gumantar dengan Desa Selengen, Kecamatan Kayangan, yang rusak atau putus akibat air bah pada 2 Januari lalu, belum tertangani.
Bupati Lombok Utara Najmul Akhyar yang sempat turun ke lokasi beberapa waktu lalu mengungkapkan, jalur di sekitar jembatan memang sangat ekstrem. Dinas PUPR sudah diminta memperbaiki jalurnya serta membangun ulang jembatan tersebut. “Nanti 2021 harus direncanakan pembangunan,” tegas Bupati.
Namun untuk saat ini, Dinas PUPR sudah diperintah bagaimana membuat jembatan sementara. Sebelum ada jembatan, masyarakat diimbau memilih jalur lain.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas PUPR Lombok Utara, Kahar Rizal mengatakan, kalau ada anggaran daerah, maka akan diusulkan pada APBD Perubahan 2020. Berapa biaya yang dibutuhkan masih dianalisa bentuk desainnya. “Kalau ada anggaran diberikan TAPD, nanti kita usulkan pada APBDP 2020,” katanya, Rabu (15/1) kemarin.
Sementara itu Anggota DPRD Lombok Utara Sadirman mengatakan, untuk pembangun baru jembatan butuh anggaran besar. Dan setidaknya desain jembatan harus diubah dengan panjang sekitar 60 meter dan lebar 4 meter, karena sudah berstatus jalan kabupaten. “Sesuai hasil turun dengan jajaran Dinas PUPR dan Pak Bupati waktu itu sepanjang 60 meter. Nanti pembangunannya tidak seperti itu lagi, kalau sekarang membelok, turun, kemudian nanjak. Kalau ke depan diharapkan jembatan itu lurus,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, jembatan itu dibangun pada 2015-2016 melalui dana PNPM Mandiri. Pembangunan jembatan memang lebih rendah karena waktu itu tidak membentang ke atas; disesuaikan dengan anggaran yang ada.
Masyarakat sendiri sudah menyampaikan usulan supaya jembatan bisa diperbaiki sementara. Namun biaya yang dibutuhkan cukup besar. “Untuk itu, nanti kita usulkan kepada pemda dengan pola pembangunan ditawarkan pada saat turun itu,” ungkapnya. (flo)