Jelang Pujawali-Perang Topat, ASN Gotong Royong di Pura Lingsar

(IST/HUMAS LOBAR) ASN Lingkup Pemda Lombok Barat bersama Lombok Care Community (LCC) Mataram dan warga setempat bergotong royong di Pura Lingsar, Jumat (6/12/2019). Ini dilakukan menjelang Pujawali dan Perang Topat, 11 Desember 2019.

GIRI MENANG–Menjelang event Pujawali dan Perang Topat di Lingsar 11 Desember 2019 mendatang, sejumlah aparatur sipil negara (ASN) bergotong royong di Pura Lingsar, Jumat (6/12/2019). Kegiatan ini akan dilakukan beberapa kali hingga hari pelaksanaan event bekerja sama dengan Pengurus Kerame Pura dari umat Hindu dan Kemalik dari umat Muslim.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, Hj Lale Prayatni mengatakan telah bersurat kepada semua operasi perangkat daerah (OPD) untuk membantu kegiatan gotong royong. Dikatakan Lale, kegiatan gotong royong ini juga melibatkan pengurus Kemalik dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Desa Lingsar.

Wanita yang juga menjabat Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Lombok Barat ini juga menyebut karena adanya kegiatan Peresean setiap sore sehingga ada sisa-sisa sampah. Oleh karena itu ia meminta kepada panitia menyiapkan karung sebagai tempat sampah.

Salah satu peserta gotong royong dari non-ASN Lombok Barat, Pasek Arianta dari Lombok Care Community (LCC) Mataram, menyebut kegiatan gotong royong serupa telah diadakan sejak dulu, menunjukkan toleransi yang turun-temurun di Lingsar dan Lombok Barat. LCC sendiri, sebutnya, bertugas menginisiasi, memotivasi serta mengedukasi sekolah dan masyarakat dalam hal menjaga kebersihan lingkungan.

Peserta gotong-royong lainnya, Ahmad Kasim (38), adalah ASN Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Lombok Barat. Kasim, panggilan akrabnya, tampak berkeringat setelah ikut membersihkan area Pura Lingsar. Selain sampah yang ada di halaman pura, Kasim bersama sekitar 10 orang dari instansinya juga membersihkan sampah-sampah yang ada di rumput-rumput hijau bagian luar pura. “Kita bersih-bersih biar suasana rapi dan indah,” ujar Kasim saat beristirahat di sebuah berugak yang ada di sana.

Pria asal Selagalas ini mengaku senang karena gotong royong ini mengandung dua makna. Pertama wujud toleransi karena dilakukan bersama-sama antara umat Hindu dan Muslim, kedua penjabaran dari perintah agama bahwa kebersihan bagian dari iman. (*)

Komentar Anda