Jelang Lebaran, Permintaan Daging Sapi Menurun

DAGING
PENJUALAN DAGING : Salah satu penjual daging sapi di pasar induk Mandalika, Bertais.

MATARAM – Jelang lebaran biasanya permintaan akan daging sapi terjadi peningkatan. Hanya saja pada tahun ini justru permintaan daging sapi justru menurun drastis. Lantaran, imbas status tanggap darurat virus Corona (Covid-19) membuat permintaan daging sapi menurun sekitar 30-40 persen. 

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi NTB Hj Budi Septiani menerangkan, saat ini untuk produksi daging sapi di NTB terbilang mencukupi. Bahkan dalam pertahunnya ada sebanyak ratusan ribu ekor. Namun, karena kondisi sekarang dalam situasi pandemi Corona, maka berdampak terhadap permintaan daging terjadi penurunan.

“Kalau lebaran tahun ini permintannya kita lihat menurun sekitar 30-40 persen kalau saya lihat data permintaan,” kata Hj Budi Septiani, Kamis (14/5).

Baca Juga :  Disnakeswan Jamin Stok Daging dan Telur Aman

Dikatakannya, sekarang saja transaksi atau kunjungan di pasar sudah mulai menurun. Bahkan, karena berkurangnya permintaan dari para pelaku pariwisata, seperti hotel-hotel maupun restoran membuat kebutuhan akan daging sapi juga berkurang dari tahun sebelumnya. Karena pasarnya sudah menurun dan sudah berkurang kebutuhannya akibat dari adanya pengurangan tamu-tamu pariwisata. Itu menjadi satu pertimbangan, apalagi saat ini kondisinya tidak normal akibat dari pandemi Corona.

Menurutnya, jelang lebaran tahun ini permintaan daging sapi menurun, karena transaksi atau kunjungan di pasar juga sudah mulai menurun. Terlebih sekarang ini ada kekhawatiran dari masyarkat untuk masuk pasar itu sangat tinggi, sehingga berimbas pada permintaan yang menurun.

“Insyaallah kalau untuk ketersedian aman dan tidak ada kekhawatiran,” ucapnya.

Baca Juga :  Disnakeswan Siapkan 32 Ribu Ekor Sapi

Ia menilai, untuk kebutuhan daging sapi saja dalam kondisi normal di NTB masih cukup. Apalagi saat ini kondisi tidak normal, tentunya lebih dari cukup. Mengingat, produksi mencapai ratusan ribu ekor pertahun. Sedangkan kebutuhan NTB dalam satu tahun, hanya 72 ribu ekor dalam kondisi normal.

“Kebutuhan kita kalau pertahun itu 72 ribu ekor sapi dipersiapkan, untuk beberapa kebutuhan lainnya. Sedangkan kebutuhan tahun ini paling tidak dibawah permintaan normal,” terangnya.

Untuk Rumah Potong Hewan (RPH) tetap berproduksi. Hanya saja jika permintaan pasarnya menurun, tentunya RPH tidak beroperasi, sesuai dengan kebutuhan permintaan itu sendiri.

“RPH masih tetap beroperasi, tetapi itu tergantung dari kebutuhan permintaan,” imbuhnya. (dev)

Komentar Anda