Jelang Akhir Tahun, Bahan Pokok di Lombok Timur Naik

Bahan Pokok di Lombok Timur
SIDAK PASAR: Tim Satgas Pangan NTB, diantaranya Kepala Distanbun NTB, Husnul Fauzi, Kasi Perdagangan Bidang PDN Disdag NTB, Lalu Suparno dan Kepala Perum Bulog Divre NTB, H Achmad Ma’mun, ketika Sidak harga beras di pasar tradisional belum lama ini. (DOK/RADAR LOMBOK)

SELONG — Menjelang pelaksanaan dua hari besar pada akhir tahun, yakni Natal dan Tahun Baru 2018, sejumlah bahan pokok (Bapok) di Lombok Timur (Lotim) mengalami kenaikan. “Beberapa (Bapok) ada yang naik. Namun itu masih terbilang wajar,” ujar Kepala Dinas ESDM Perdagangan dan Perindustrian Lotim, melalui Kasi Pengadaan dan Penyaluran Bidang Perdagangan, Amat Wasilun, Sabtu lalu (16/12).

Pihaknya mengakui telah turun lapangan, dan merekap harga di beberapa pasar, seperti di Pasar Masbagik, Pasar Pancor, dan Pasar Paok Motong. Ketiga pasar tersebut memang selalu menjadi acuan harga rata-rata sejumlah Bapok, sehingga dari pantauannya itu beberapa kebutuhan pokok diketahui telah meningkat.

Diantara sejumlah Bapok yang naik, yakni beras ketan naik rata-rata Rp 600 dari sebelumnya Rp 22.400 menjadi Rp 23.000. Sedangkan untuk beras super sendiri justeru mengalami penurunan, dari Rp 11.800 menjadi Rp 11.700, turun Rp 100.

Demikian makanan rakyat, Tahu dan Tempe juga mengalami kenaikan, rata-rata Rp 1.400. Selanjutnya, cabai kecil dari harga Rp 12.700/kg, naik menjadi Rp 13.000/kg. “Untuk gula pasir dan minyak goreng pun mengalami kenaikan, dari Rp 11.700 menjadi Rp 12.000 untuk gula pasir, dan Rp 14.000 menjadi Rp 14.400 untuk minyak goring,” jelasnya.

Baca Juga :  OJK Dorong Konsumen Berlaku Cerdas

Kenaikan yang cukup menonjol yakni harga sayuran. Untuk wortel dari Rp 14.400 naik menjadi Rp 19.400/kg. Kentang dari Rp 16.000, naik menjadi Rp 21.000/kg. Sedangkan untuk tomat dari harga Rp 11.700 menjadi Rp 14.000/kg.

Melihat hal tersebut, Wasilun belum memastikan kalau pihaknya akan mengadakan operasi pasar murah. Sebab, keianikan Bapok itu masih relatif wajar terjadi di akhir tahun, terutama menjelang hari-hari besar. “Dari informasi, di Perindag Provinsi stok masih aman,” ujarnya.

Warisah, salah satu warga Paok Motong, menyatakan bahwa kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok itu terlah terjadi sekitar dua minggu yang lalu. Itu terjadi lanjutnya, sebagai akibat dari banyaknya permintaan masyarakat. ”Ini naik juga karena berdekatan dengan Maulid Nabi, sehingga sejumlah kebutuhan pokok jadi meningkat. Tapi kenaikan ini masih wajar,” sebutnya.

Baca Juga :  Pertumbuhan Ekonomi Belum Merata Dinikmati

Hal senada juga disampaikan Nita, warga lainnya, bahwa harga-harga kebutuhan pokok itu naik itu bahkan terjadi sekitar sebulan yang lalu. Dimana kenaikan harga seperti beras dan lainnya itu terjadi akibat banyaknya permintaan masyarakat yang hendak merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. ”Nanti kalau sudah selesai bulan Maulid dan tahun baru, saya rasa akan normal kembali. Selain itu kenaikannya hanya Rp 1000 hingga Rp 2000 saja,” singkatnya. (cr-wan)

Komentar Anda