MATARAM – Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) NTB, Jamaludin Malady, menyampaikan keinginannya untuk mundur dari jabatannya saat ini. Keinginan itu didorong rencananya untuk menjadi pejabat di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
Dalam pernyataannya, Jamaludin menekankan bahwa keinginannya untuk mundur bukan karena ada masalah atau tekanan, melainkan murni karena ambisinya untuk berkarir lebih jauh di tingkat nasional. Langkah ini diambil sebagai bagian dari cita-cita dan mimpinya untuk meningkatkan kontribusi terhadap pembangunan daerah, khususnya dalam sektor pariwisata.
“Kita semua pegawai ini pingin yang lebih baik, lebih bagus. Kayak zaman nabi dulu, supaya ke tempat yang lebih baik ada hijrah ke kota itu, kota ini. Itu yang namanya cita-cita, mimpi,” ungkap Jamaludin, menjelaskan motivasinya, Rabu (28/8).
Jamaludin juga mengungkapkan bahwa keinginannya untuk bergabung dengan Kemenparekraf RI, adalah agar NTB memiliki perwakilan di kementerian tersebut. Dia berpendapat bahwa dengan adanya wakil dari NTB di Kemenparekraf, program dan anggaran untuk daerah akan lebih mudah diperoleh dan diawasi.
“Supaya enak bawa anggaran dan program ke daerah. Karena jika diperhatikan selama ini, pejabat yang bekerja di pusat menjadi lebih baik daerahnya. Karena ada pejabat yang mengawal daerahnya di pusat,” tambahnya.
Jamaludin merasa bahwa NTB sebagai salah satu destinasi superprioritas seharusnya memiliki perwakilan di Kemenparekraf, seperti halnya daerah lain seperti Bali, NTT, Papua, dan Jawa.
Ia pun mengaku cukup percaya diri dengan peluangnya untuk mengikuti seleksi menjadi Deputi di Kemenparekraf, terutama dengan sejumlah prestasi yang telah diraihnya selama menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata NTB.
Salah satu prestasi yang diunggulkan adalah keberhasilannya sebagai komandan lapangan dalam penyelenggaraan ajang World Superbike (WSBK) dan MotoGP di Mandalika. “Kalau tidak ada prestasi itu, pusat tidak mungkin ada pembicaraan-pembicaraan,” ujarnya.
Jamaludin juga mengungkapkan bahwa sudah ada pembicaraan dengan pihak Kemenparekraf mengenai rencananya ini. Pemerintah Pusat, menurutnya telah melihat rekam jejaknya yang dinilai sukses dalam melaksanakan berbagai event besar di NTB. “Tidak mungkin orang yang tidak punya track record terus pusat akan membicarakan,” ucapnya.
Ketika ditanya mengenai kapan ia akan mengundurkan diri, Jamaludin menyatakan bahwa proses tersebut tidak akan langsung terjadi. Ia berencana untuk mengikuti seleksi di Kemenparekraf terlebih dahulu, sebelum resmi mundur dari jabatannya sebagai Kepala Dispar NTB. “Nanti kita lihat. Namanya cita-cita tidak bayar. Mimpi kan. (Mundur) tidak langsung.Tapi saya lebih dulu mengikuti Pansel yang diadakan Kemenparekraf,” jelasnya.
“Yang pasti sudah kita persiapkan. Kita kelas satu sekarang, pingin naik ke kelas 2. Pingin ikut zaman nabi saja sebenarnya,” tambahnya.
Jamaludin berharap dukungan dari semua pihak dalam rencananya ini, dan berencana untuk mengajukan pengunduran diri dari jabatannya pada tahun ini. “Mudah-mudahan tahun ini. Intinya saya pingin ke pariwisata saja sebenarnya. Karena selama ini belum pernah ada orang NTB di Kemenparekraf,” tutupnya. (rat)