Jalan Rusak Parah, Listrik Tidak Normal

PARAH: Inilah kondisi jalan menuju kampung Tepak Desa Penujak Kecamatan Praya Barat, tergenang dan berkubang (SAPARUDIN/RADAR LOMBOK)

Dusun Tepak Desa Penujak Kecamatan Praya Barat, menunjukkan belum terwujudnya pemerataan pembangunan di Lombok Tengah. Ironisnya, kampung berada persis di pinggir Bandara Internasional Lombok (BIL). Di mana semestinya mendapat prioritas dukungan fasilitas dan infrastruktur.

 

 


SAPARUDDIN-PRAYA


 

JALAN menuju Dusun Tepak, sangat parah. Terlebih lagi jika musim hujan seperti sekarang ini. Semua badan akan tergenang air. Jalannya akan menjadi becek dan berkubang di sepanjang jalan kurang lebih 1 kilometer itu.

Warga kampung setempat terpaksa harus berendam kaki atau pun roda kendaraan jika melewati jalan itu. Mereka harus pontang panting dan hati-hati berjalan, terutama yang membawa kendaraan. Jika tidak, maka akan terpeset dan jatuh.

Maklum, selain tak pernah tersentuh pembangunan. Tekstur tanah di wilayah itu juga sangat berpengaruh. Tanah liat yang sangat licin jika terkena air. Sebaliknya, akan mengeras dan terbelah jika musim panas.

Kosongnya pembangunan inilah yang digambarkan warga setempat, Akbar Tanjung kepada koran ini kemarin. Akbar mengaku, kampungnya nyaris tak pernah tersentuh pembangunan selama ini meski berada di lingkar bandara. Di mana seharusnya, kampung menjadi prioritas pembangunan karena berada di tempat strategis.

Baca Juga :  Belum Berubah Status, Jalan Belum Bisa Diperbaiki

[postingan number=3 tag=”features”]

Sekelilingnya dipenuhi pembangunan pemerintah yang menjadi ikon daerah. Sementara kondisi fasilitas dan infra struktur di kampungnya sangat parah. ‘’Warga di sini sudah sering mengajukan usulan pembangunan, baik ke pemerintah desa maupun kabupaten. Tapi belum juga direalisasikan sampai sekarang,’’ tutur Akbar.

Kampung itu, kata Akbar, dihuni 120 kepala keluarga (KK). Semuanya tidak bisa berbuat banyak kecuali mengeluhkan kosongnya pembangunan saat ini. Warga tak hanya mengeluhkan soal infrastruktur jalan saja, melainkan juga soal fasilitas lainnya.

Seperti listrik misalnya, listrik di kampung itu tidak normal. Belakangan ini, terjadi pemadaman hingga seminggu lebih. Warga terpaksa gelap-gelapan sehingga kampung itu tampak seperti kampung mati.

Untungnya, pihak BIL memberikan sumbangan dengan mengalirkan sementara listrik. Sehingga kebutuhan warga akan listrik bisa terpenuhi. ‘’Belum ada perbaikan sampai sekarang dari PLN. Padahal, warga sudah melaporkannya,’’ katanya.

Tak sampai di situ, Akbar juga mengaku, warga setempat sangat membutuhkan fasilitas lainnya. Seperti sarana pendidikan, anak-anak di kampung itu harus menempuh perjalanan 4 kilometer untuk sampai ke SDN 4 Selanglet. Sekolah itu merupakan sekolah paling dekat dengan kampung itu selama ini. Belum lagi untuk sekolah jenjang lebih tinggi, anak-anak di kampung itu harus menempuh jarak lebih jauh lagi.

Baca Juga :  Kasus Jalan Pengantap-Kuta Segera Penyidikan

Begitu juga dengan fasilitas kesehatan. Warga setempat harus menempuh jarak 5 kilometer untuk sampai ke Puskesmas Penujak. Dengan kondisi jalan seperti itu, semakin memprihatinkan kondisi warga. Terutama mereka yang sakit dan dibawa ke puskesmas. ‘’Apalagi bagi ibu hamil dan yang mau melahirkan. Kami sering menangis melihat mereka ketika di bawa ke puskesmas,’’ keluhnya.

Karenanya, Akbar berharap kepada semua pemangku kebijakan agar memperhatikan kondisi kampung itu. Sebab, warga setempat juga berhak mendapatkan kelayakan fasilitas dan nikmatnya pembangunan daerah. Sehingga warga bisa merasa lebih sejahtera kedepannya. ‘’Kami berharap pemerintah tidak menutup mata dengan kondisi kami ini. Sebab, kami sudah sering menyampaikannya tapi tidak pernah direspon,’’ pungkasnya. (**)

Komentar Anda