Jajaki Peluang Perluas Pasar Kopi NTB

Jajaki Peluang Perluas Pasar Kopi NTB
PASAR KOPI : Salah satu pelaku IKM opi tengah mengolah kopi hasil karya mereka, beberapa waktu lalu.(DEVI HANDAYANI/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Industri Kecil dan Menengah (IKM) produk olahan kopi lokal i NTB cukup banyak. Potensi pasar kopi khas NTB untuk menembus pasar ekspor dengan nilai tinggi juga sangat besar. Hanya saja, selama in produk kopi lokal NTB masih sebatas dinikmati segmen pasar saja. Oleh sebab itu, Dinas Perindustrian (IKM) NTB mengajak pelaku industri kopi memperluas pangsa pasar.

Kepala Disperin Provinsi NTB Nuryanti memastikan mendukung perluasan pasar kopi produk IKM lokal NTB. Di mana pasar IKM kopi akan menyasar tiga segmen, diantaranya hotel, café dan pedagang kaki lima.

“Target kedepannya produk kopi lokal mengusai pasar daerah. Berbagai kelas mulai dari kaki lima, hotel dan café bisa menjadi segmen pasar produk IKM kop lokal,” kata Nuryanti, Minggu (16/2).

Menurut Yanti, pproduk IKM kopi NTB agar dapat bersaing dengan pabrikan yang selama ini cukup banyak menyasar berbagai segmen pasar, terutama pada segemen kaki lima, maka sekarang ini hal tersebut sedang di desain termasuk pada kemasannya, sehinga kopi sachet warung kaki lima itu adalah kopi lokal NTB.

“Balai kemasan nanti akan menjadi rumah produksi untuk kopi, ada mesin tortilla sedang nganggur. Saya berusaha modif mesin itu sehingga menjadi mesin kopi sachet,” jelasnya.

Lebih lanjut, Yanti mengatakan, akan ada asosiasi kopi yang menangani bagaimana desain dan detail yang akan di tangani. Dari situlah kebutuhan kopi terhadap tiga segmen pasar tersebut akan muncul. Mulai dari pemetaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan pemetaan potensi kopi. Jadi asosiasi kopi NTB itu nantinya tergabung mulai dari hulunya (petani), bagaimana budidaya dan jenis kopi yang baik. Panennya itupun akan di kawal bagaimana menghasilkan kopi yang berkualitas bagus.

Saat ini, dalam skala ntuk produksi dan industri kopi sudah ada asosiasinya.   Mereka akan berkerja bagaimana industri tersebut bisa dibangun dengan konsep yang dimiliki oleh asosiasi. Disamping skala industri, skala masing masing IKM juga punya style (gaya) khas kopi yang mereka produksi.

“Di satu sisi IKM tetap punya identitas tapi disisi lain kita ingin menghimpun menjadi jadi satu merk yang brandingnya NTB. Tapi karakter cafe tetap ada juga,” jelasnya.

‘Dengan tergabungnya para IKM kopi di asosiasi tersebut, maka mulai dari hasil panen, produksi, hingga pengolahannya, akan mampu menyerap tenaga kerja banyak,” pungkas Yanti. (dev)

Komentar Anda