PRAYA–Dua dari tiga jenazah TKI asal Lombok Tengah, yang merupakan korban kapal tenggelam di Pantai Tanjung Balau, Kota Tinggi Johor, Malaysia pada Rabu (15/12/2021) lalu, akhirnya tiba di kampung halaman, Jumat (24/12/2021)
Dua jenazah yang tiba di antaranya Bangsal Udin asal Desa Kawo, Kecamatan Pujut dan Syech Mulachela warga Kopang Rembiga, Kecamatan Kopang. Keduanya tiba di rumah masing-masing, sekitar pukul 14.00 WITA. Kedatangan kedua jenazah ini diwarnai isak tangis keluarga dan warga.
Seperti jenazah Bangsal Udin di Desa Kawo. Kedatangan peti jenazah disambut tangis haru keluarga serta warga sekitar. Bangsal pergi merantau bersama tiga rekannya asal Lombok Tengah ke Malaysia melalui jalur ilegal menggunakan jasa calo. Ia pergi merantau karena terbelit kebutuhan ekonomi. Mereka mencoba memperbaiki perekonomian keluarganya.
Namun nahas, kapal yang ditumpangi ketiganya bersama puluhan TKI ilegal lainnya tenggelam setelah terhempas ombak di Tanjung Balau, Johor Baru Malaysia pada 15 Desember 2021.
Sang istri yakni, Murni tidak kuasa menahan kesedihan atas kepergian suami tersayangnya. Ia memeluk erat peti jenazah suaminya. Ia sangat berat merelakan suami yang sudah menemaninya selama 15 tahun itu.
Kasi Penyiapan dan Penempatan BP2MI NTB, Raden Joned Raditya Brahmanto mengatakan, bahwa sebenarnya ada tiga jenazah PMI asal Lombok yang dipulangkan pada Jumat (24/12/2021). Dua di antaranya warga Lombok Tengah, dan satunya warga Lombok Timur. “Selain Bangsal, ada dua TKI yang juga menjadi korban kapal tenggelam dipulangkan hari ini. Sementara empat TKI lainnya dipulangkan secara bertahap pada keesokan harinya,” ungkap Raden Joned Raditya Brahmanto.
Total ada tujuh korban dari NTB yaitu tiga asal Lombok Tengah yakni Bangsal Udin, Syech Mulachela, dan Sopian. Sementara empat dari Lombok Timur yakni Ahmad Abdullah Patoni, Julia Ningsih, Herman, dan Juminah. “Ketujuh jenazah akan dipulangkan secara bertahap,” terangnya.
Penanganan berikut fasilitasi pemulangan korban kapal tenggelam ini sepenuhnya dibiayai oleh Pemerintah Indonesia. Sinergi antara Kemlu RI, BP2MI, Kementerian atau Lembaga terkait, dan Pemda merupakan wujud kehadiran negara untuk melindungi para TKI. (met)
