Ironis, BPBD Tidak Punya Anggaran Atasi Kekeringan

Dana tidak terduga tersebut rencananya, akan digunakan bukan hanya untuk dropping air bersih saja. Namun juga langsung akan membangun sumur bor. Mengingat, banyak  wilayah yang sulit diberikan bantuan karena mobil tanki tidak bisa masuk. “Satu bulan saja selesai kok kita bangun sumur bor. Tapi kan kita terkendala dana ini, saya kira dulu tinggal kita pakai,” katanya.

Terkait dengan data jumlah masyarakat yang terdampak, Rum mengaku belum mendapatkan laporan terbaru secara lengkap. Namun dipastikan secara umum, jumlahnya sudah mulai berkurang.  Data BNPB NTB sebelumnya  kekeringan melanda  318 desa di 9 kabupaten/kota, terkecuali Kota  Mataram.

Baca Juga :  Saat Warga Desa Lelong Membutuhkan Air Bersih

“Sekarang sudah tidak meluas lagi, dibeberapa titik sudah berkurang. Cuma yang bertambah itu hanya di Lombok Utara, dari 18 desa yang terdampak menjadi 22 desa. Kita butuh bantuan ini, kalau bisa perusahaan-perusahaan yang ada di NTB itu bantu lah. Kan bisa gunakan dana CSR (corporate social responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan),” tandasnya.

Baca Juga :  Tangani Kekeringan, Pemkab Lotim Gandeng Polri dan TNI

Kepala BPKAD Provinsi NTB, H Supran yang dihubungi Radar Lombok menyampaikan, dana tidak terduga tersebut bukan tidak bisa digunakan. Namun, saat ini masih terjadi perbedaan persepsi antara BPKAD dengan BPBD.

Menurut Supran, pihaknya berhati-hati dalam menggunakan sebuah pos anggaran. Jangan sampai nantinya ada yang keliru. “Kita berbeda pemahaman, besok akan diadakan rapat dengan TP4D di Inspektorat. Jadi bukan tidak bisa digunakan atau dicairkan, yang terpenting kita tidak salah menggunakannya,” jelas Supran. (zwr)

Komentar Anda
1
2
3