MATARAM — Gubernur NTB terpilih Lalu Muhamad Iqbal telah resmi mengantongi Kartu Tanda Anggota (KTA) Partai Gerindra. Lantas, apakah ini sinyal bahwa Lalu Iqbal akan menakhodai Partai Gerindra NTB?
Pengamat politik NTB, Dr Ihsan Hamid mengatakan sangat terbuka kemungkinan Lalu Iqbal akan menakhodai Partai Gerindra NTB. Terlebih Lalu Iqbal akan menjabat sebagai Gubernur NTB, dan mantan Dubes Turki itu juga dikenal sebagai anak emas Ketua Umum DPP Prabowo Subianto di NTB.
“Arah ke sana itu terlihat dari kuatnya sinyal (Lalu Iqbal menjadi Ketua Gerindra NTB, red),” kata Ihsan, Sabtu (15/2).
Hanya saja menurutnya, Lalu Iqbal perlu mempertimbangkan etika politik, dengan tidak langsung menakhodai Partai Gerindra NTB pasca dilantik nanti menjadi Gubernur NTB.
Lalu Iqbal perlu menghormati kerja-kerja politik sudah dilakukan kepengurusan Partai Gerindra NTB dibawah kepemimpinan Lalu Pathul Bahri di Pemilu 2024 dan Pilkada serentak 2024, dengan tidak mengambil alih Partai Gerindra pasca dilantik sebagai Gubernur NTB.
Hal itu sebagai bentuk penghargaaan terhadap kinerja Partai Gerindra NTB dibawah kepemimpinan Lalu Pathul Bahri. “Saya kira Lalu Iqbal harus menjaga etika politik tersebut,” terangnya.
Dia menyarankan Lalu Iqbal sebaiknya fokus untuk merealisasikan janji politik di masa kampanye Pilkada pada tahun pertama dan kedua menjabat sebagai Gubernur NTB, dan tidak direpotkan dengan urusan partai politik.
Jika pun Lalu Iqbal berkeinginan jadi ketua Gerindra NTB, dan mempersiapkan kendaraan politik untuk maju lagi di Pilkada NTB 2030, Lalu Iqbal sebaiknya menakhodai Partai Gerindra NTB di tahun kedua atau ketiga setelah menjabat sebagai Gubernur NTB. “Lalu Iqbal jadi Ketua Gerindra NTB hanya soal waktu saja,” imbuhnya.
Sementara itu, Peneliti Pusat Studi Demokrasi dan Kebijakan Publik (PusDek) UIN Mataram, Dr Agus mengatakan, Lalu Iqbal sudah mengantongi KTA Partai Gerindra tak lantas menjadi jalan bagi Iqbal mengambil posisi Ketua DPD Gerindra NTB.
Bisa saja hal itu untuk melancarkan tiket Lalu Iqbal menuju periode kedua Gubernur di Pilkada 2030. Dia menduga Lalu Iqbal akan mengambil posisi aman baik secara psikologi politik maupun secara sosiologi politik di Gerindra.
Dimensi psikologi politik dimaksud adalah Lalu Iqbal akan berusaha menjaga hubungan baik secara personal dengan Lalu Pathul Bahri dan pimpinan serta kader Gerindra yang lain. Sedangkan yang dimaksud dengan dimensi sosiologi politik adalah Lalu Iqbal akan menjaga sentimen politik masyarakat Lombok Tengah yang secara politik sangat besar memberikan suara pada Pilkada kemarin.
Lalu Iqbal juga akan menjaga hubungan-hubungannya dengan organisasi kemasyarakatan lainnya, baik NU dan NW yang sudah lebih awal berkontribusi di Gerindra. Sebagai jalan tengahnya bisa saja Iqbal akan memilih posisi di DPP atau koordinator pemenangan Gerindra di wilayah Nusa Tenggara (NUSRA).
“Dengan pilihan tersebut secara hiararki politik Iqbal tidak bermain hanya di tingkat lokal, tetapi nasional dan global,” paparnya.
Lebih lanjut, dia menilai Lalu Iqbal mengambil keanggotaan Gerindra sebagai pintu masuk mengintegrasikan kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Sebab biasanya jika Presiden satu partai dengan Gubernur, maka dari dimenasi politik kebijakan akan lebih menguntungkan bagi daerah.
Di masa kampanye Iqbal selalu menyuarakan akan melaksanakan program Prabowo, maka tentu saja itu harus ia realisasikan di masa pemerintahannya.
Beberapa program besar Iqbal yang simetris dengan program nasional seperti pengetasan kemiskinan, swasembada pangan, termasuk transformasi tata kelola pemerintahan yang bersih, semuanya membutuhkan keselarasan dengan pemerintah pusat.
“Jadi masuknya Iqbal di Gerindra lebih merupakan rasionalitas politik kebijakan dibandingkan rasionalitas politik kekuasaan,” lugasnya. (yan)