Investor Swedia Bangun 150 Villa di Mekar Sari

INVESTASI
INVESTASI: Gubernur NTB, Dr Zulkieflimansyah mengunjungi investor asal Swedia, Jakob Johanson, yang kini sedang membangun 150 Vila Tampah Hills di Desa Mekar Sari. Tampak salah satu Vila yang dibangun, Kamis (1/10). (M.HAERUDDIN/RADAR LOMBOK)

PRAYA—Dunia investasi di Lombok Tengah (Loteng), terutama di sektor pariwisata kini semakin menggeliat. Bahkan saat ini salah satu investor asal negara Swedia, Jakob Johanson, sedang membangun 150 vila di lahan seluas 100 hektar di Desa Mekar Sari, Kecamatan Praya Barat.

Gubernur NTB, Dr Zulkiflimansyah sangat mengapresiasi investasi yang dilakukan oleh investor asal Swedia itu, dengan membangun Vila Tampah Hills. Pihaknya menekankan siapapun orang yang berinvestasi di Provinsi NTB, maka harus dibantu dan tidak boleh dipersulit.

“Kalau dianalogikakan dengan kendaraan, maka tugas pemerintah itu mengendalikan setirnya. Tapi apa gunanya kita mengendalikan setir, kalau mesinnya tidak hidup. Maka mesin ini adalah investasi. Jadi siapapun yang berinvestasi harus dibantu, dan bukan dipersusah,” kata Gubernur NTB, saat bertemu dengan Jakob Johanson, Kamis kemarin (1/10).

Ia menegaskan, selama ini memang pihaknya masih menemukan di berbagai daerah, termasuk di Lombok Tengah, orang yang datang berinvestasi masih dipersulit, dan tidak jarang investor juga dimintai uang. “Mental seperti ini harus dirubah. Jangan sampai urusan dari tingkat Desa, Kecamatan, Kabupaten hingga pusat malah dipersusah,” ujarnya.

Zulkiflimansyah menegaskan, bahwa perintah dari Presiden RI Joko Widodo sudah jelas, bahwa orang yang berinvestasi harus segera dibantu dan jangan di persulit. Karena hal ini akan mampu membuka lapangan pekerjaan. Sehingga kalau sudah memiliki pekerjaan, maka standar hidupnya juga akan menjadi lebih baik.

“Jadi ini juga tergantung pimpinan. Kalau kita berikan contoh yang baik, maka pasti nurut. Tapi kalau pemimpin main, maka yang bawah juga ikut-ikutan. Jadi kita harus berikan peneladanan. Untuk investor yang belum menggarap lahannya, maka mereka juga harus dikasih peringatan, dan ini juga sudah jelas perintah Presiden,” terangnya.

Sementara itu, Jakob Johanson menegaskan, pihaknya membuat Vila Tampah Hills dilahan seluas 100 hektar, berawal ketika dirinya liburan ke Indonesia. Awalnya ia menuju Bali. Hanya saja dia merasa tidak tertarik berinvestasi di Pulau Dewata (Bali) itu. Selanjutnya dia berlibur ke Lombok, dan melihat berbagai potensi yang ada di Lombok begitu bagus, terutama keindahan alamnya.

“Saya bergaul dengan orang-orang lokal, dan awalnya saya sempat membuat empat vila di Gerupuk. Selanjutnya muncul keinginan untuk membangun Vila Tampah Hills. Sehingga kami bangun dilahan sekitar 100 hektar, dan sekarang sudah mulai dikerjakan,” ungkap Jakob Johanson.

Ia menegaskan, dirinya juga memberdayakan masyarakat lokal. Dimana saat ini setidaknya ada 160 karyawan yang sudah mulai bekerja, dengan 90 pekerja berasal dari orang lokal. Sementara orang yang didatangkan dari luar, memang dihajatkan juga untuk membimbing masyarakat setempat. “Ini juga investasi bagi 18 negara. Dimana kita menargetkan vila ini akan selesai 10 tahun ke depan, dan sekarang baru selesai dua vila,” terangnya. (met)

Komentar Anda